Pengaruh perbandingan daging belut (monopterus albus) dan labu kuning (cucurbita moschata) dalam pembuatan makanan formula semi basah ditinjau dari aspek kimiawi dan daya terima

Aditya, Januar (2017) Pengaruh perbandingan daging belut (monopterus albus) dan labu kuning (cucurbita moschata) dalam pembuatan makanan formula semi basah ditinjau dari aspek kimiawi dan daya terima. Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Diploma III Gizi, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.

[img] Text (Mengetahui pengaruh perbandingan daging belut dan labu kuning dalam pembuatan makanan formula semi basah ditinjau dari aspek kimiawi dan daya terima)
Abstrak.docx

Download (240kB)

Abstract

Latar Belakang : Ikan belut (Monopterus Albus) merupakan salah satu ikan yang memiliki kandungan protein (18,49 %) setara dengan protein daging sapi, lebih tinggi dari protein telur (12,89 %). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut. Labu kuning atau waluh (Cucurbita moschata Durch) merupakan jenis tanaman sayuran, tetapi dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis makanan, seperti : roti, dodol, keripik, kolak, manisan dan sebagainya yang memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Oleh karena itu daging belut dan labu kuning dapat digunakan sebagai bahan pembuatan makanan formula semi basah.

Tujuan : Mengetahui pengaruh perbandingan daging belut dan labu kuning dalam pembuatan makanan formula semi basah ditinjau dari aspek kimiawi dan daya terima.

Metode : Penelitian ini adalah ilmu teknologi pangan dilakukan secara eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 kali perlakuan dan 3 kali pengulangan.

Hasil : Rata – rata kadar protein formula semi basah yang telah di uji berkisar antara 10,10% - 15,71%. menunjukan kadar protein terendah Formula Semi Basah terdapat pada P4 yaitu sebesar 10,10% dan kadar protein tertinggi yaitu pada P1 yaitu sebesar 15,71%. Rata – rata kadar air formula semi basah yang telah di uji berkisar antara 14,44% - 16,97% kadar air terendah Formula Semi Basah terdapat pada P4 yaitu sebesar 14,44% dan kadar air tertinggi yaitu pada P1 yaitu sebesar 16,97%. Hasil uji daya terima warna suka 68%, tekstur suka56 %, rasa suka 76%, dan aroma suka 68%

Kesimpulan : Tidak ada pengaruh dari perbandingan daging belut dan labu kuning terhadap kadar protein formula semi basah. Tidak ada pengaruh dari perbandingan daging belut dan labu kuning terhadap kadar air formula semi basah. Tidak ada pengaruh dari perbandingan daging belut dan labu kuning terhadap daya terima warna, rasa, dan aroma formula semi basah. Ada pengaruh dari perbandingan daging belut dan labu kuning terhadap daya terima tekstur formula semi basah.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Karya Tulis Ilmiah)
Uncontrolled Keywords: Belut, Labu kuning, Formula Semi Basah, Kadar Protein, Kadar Air, Daya Terima
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1111 Nutrition and Dietetics > 111104 Public Nutrition Intervention
Divisions: Jurusan Gizi > Program Studi Diploma III Gizi
Supervisor: Kusfriyadi, Mars Khendra
Depositing User: Sidik Syahbadi
Date Deposited: 17 May 2020 06:51
Last Modified: 17 May 2020 06:54
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/167

Actions (login required)

View Item View Item