Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny.N di praktek mandiri bidan "E" dan VK RSUD dr.Doris Sylvanus kota Palangka Raya

Adewiyah, Rabiatul (2018) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny.N di praktek mandiri bidan "E" dan VK RSUD dr.Doris Sylvanus kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PRODI DIII KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
RABIATUL ADEWIYAH LTA-min.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Keadaan kesehatan sangat penting dalam menggambarkan profil kesehatan masyarakat di suatu daerah. Dalam menilai derajat kesehatan masyrakat, digunakan indikator angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Kedua Indikator tersebut juga digunakan sebagai tolak ukur berhasilnya pelayanan kesehatan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sustainble Development Goals (SDGs) yaitu merupakan kelanjutan atau pengganti dari Millennium Developent Goals (MDGs) yang memiliki 17 tujuan dengan 169 capaian. Dalam rangka pencapaian SDGs 2030 target AKI (Angka Kematian Ibu) kurang dari 70/100.000 kelahiran
hidup, dan AKB (Angka Kematian Bayi) setidaknya hingga 12/1.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2016)
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390/100.000 menjadi 228/100.000. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang sangat signifikan yaitu menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian Bayi di Indonesia 2007 sampai 2012 mengalami penurunan. Pada tahun 2007, Angka kematian bayi sebesar 34 per 1.000 dan pada tahun 2012 turun menjadi 32 per 1.000 kelahiran
hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2016).Di Indonesia kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung seperti
perdarahan, tekanan darah tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet, komplikasi dan keguguran, Sedangkan penyebab langsung kematian bayi diantaranya ialah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut serta memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai tempat pelayanan
dan terlambat mendaptakan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak lahir) (Kementrian Kesehatan RI,
2014) Penyebab lain dari tingginya AKI dan AKB antara lain disebabkan karena ketidakberdayaan seorang ibu dalam memutuskan untuk mendapatkan pertolongan medis apabila terjadi permasalahan pada kehamilan dan bayinya. Hal
ini antara lain akibat dari rendahnya pengetahuan ibu dalam perawatan kesehatan ibu serta pengenalan tanda-tanda bahaya obstetri dan neonatal, hingga akan menghambat suatu yang harus diambil (Kementrian Kesehatan RI, 2014) Jumlah kasus kematian ibu di Kalimantan Tengah tahan 2015 yaitu sebanyak 80 kasus dimana pada tahun 2016 AKI mengalami penurunan yaitu sebanyak 74 kasus. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, gangguan disistem peredaran darah , infeksi gangguan metabolik, dan lain-lain,tahun 2015 AKB mengalami naik turun dari tahun 2014 secara berturut-turut pada tahun 2012-2014 yaitu tercatat pada tahun 2012 mencapai 158 kasus, kemudian meningkat pada tahun 2013 yaitu sebanyak 400 kasus, mengalami peningkatan kembali pada tahun 2014 yaitu mencapai 477 dan mengalami penururnan pada tahun 2015 hingga 407 kasus (Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah sebagai jumlah ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah sebagai jumlah bayi yang meninggal. AKI dan AKB merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan status kesehatan masyarakat AKI di kota Palangka Raya pada tahun 2015 sebanyak 53 kasus, Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 mencapai 73 kasus, sedangkan
pada tahun 2013 berjumlah 54 kasus, disamping itu AKB juga mengalami penurunan pada tahun 2013 berjumlah 13 kasus pada tahun 2014 berjumlah 11 kasus kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2015 yaitu 3 kasus
(Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2016). Dapat kita lihat, dari beberapa hasil survei yang diuraikan diatas, tingkat AKI dan AKB yang pada program pemerintah diharapkan mengalami penurunan AKI dan AKB tersebut belum bisa tercapai seperti yang diprogramkan. Beberapa program yang sangat ditekankan oleh pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu dilaksanakan dalam asuhan kebidanan antara lain 10 T yaitu meliputi timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus, imunisasi TT, tablet Fe, tes PMS, temu wicara, tentukan prestasi dan hitung djj, tetapkan status gizi dan tata laksana kasus. Ada pula P4K (ProgramPersalinan dan Pencegahan Komplikasi) menggunakan stiker, dan Kunjungan Masa Nifas dan Kunjungan Neonatus (KN). Dalam pelaksanaan program
kesehatan tersebut sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga yang akan menjadi tujuan akan tercapai. Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia dibidangkesehatan merupakan ujung tombak atau orang
yang berada digaris terdepan yang berhubung langsung dengan wanita sebagai sasaran program (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Bidan mempunyai 4 peranan penting dalam memberikan asuhan pada ibu dan bayi, yaitu bidan sebagai pelaksana, bidan sebagai pengelola, bidan sebagai
pendidik, dan bidan sebgai peneliti. Dengan peranan inilah bidan dapat membantu memberikan asuhan dengan cara mengidentifikasi masalah yang ada pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir sehingga masalah-masalah yang timbul mendapat asuhan segera dan dapat dicegah untuk mengurangi mortalitas dan mordibitas pada ibu dan bayi (Miratu, 2014). Untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau Continuity of Care. Continuity of Care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan tenaga kesehatan professional, pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai 6
minggu pertama postpartum (Pratami, 2014). PBM bidan “E” terletak dijalan bukit raya 16. PBM “E” melayani praktek
pada pukul 16.00-21.00 WIB. Pelayanan yang diberikan meliputi penyuluhan kesehatan, konseling KB, antenatal care, perawatan payudara, perawatan nifas,perawatan bayi, pelayanan KB (IUD, implant, suntik,pil) imunisasi (ibu dan bayi), kesehatan reproduksi remaja, perawatan pasca keguguran dan baby spa. Selain itu PBM “E” melayani pemeriksaan untuk orang sakit, kemudian memberikan
pelayanan terhadap WUS (wanita usia subur) serta LANSIA (lanjut usia) dan pelayanan persalinan selama 24 jam.
Ny. N berumur 27 tahun, Ny. N beralamat jl. Pelatuk IV, Ny.N mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran, Ny.N menikah pertama kali berumur 16 tahun dan ini merupakan pernikahan yang pertama, Ny. N mengalami menstruasi berumur 11 tahun, Ny. N pertama kali
melahirkan pada tanggal 27 Juli 2010 umur kehamilan aterm jenis persalinan spontan bayi berjenis laki-laki dan berat 3.400 gram. Peranan bidan yang penting dalam memberikan asuhan selama masa kehamilan hingga masa nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu rangkain yang
saling berkaitan, maka dari itu penulis tertarik untuk menyusun sebuah studi kasus untuk dijadikan sebagi Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan Judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny. N Usia 27 Tahun G2P1A0 di PBM “E” dan VK Doris Sylavanus Kota Palngka Raya Tahun 2018” yang dilakukan secara komprehensif dimulai dari usia kehamilan 36 minggu, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana sampai dengan 6 minggu post partum.
Menurut data yang penulis dapatkan di PBM “E tahun 2017, Jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC sekitar 120 orang, INC 60 orang dan jumlah PUS yang menjadi akseptor KB 480 orang , sedangkan di Rumah Sakit Doris Sylvanus jumlah ibu bersalin ditahun 2017 sekitar 810 orang.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Wahyuni, Seri and Titin, Titin
Depositing User: Riyanti
Date Deposited: 21 May 2020 06:17
Last Modified: 21 May 2020 06:17
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/192

Actions (login required)

View Item View Item