Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny N di praktik mandiri bidan “A” kota Palangka Raya

Winda, Winda (2018) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny N di praktik mandiri bidan “A” kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PRODI DIII KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
WINDA LTA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKB) didefinisikan sebagai jumlah ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas setiap 100.000 kelahiran hidup. Adapun definisi dari Angka Kematian Bayi (AKB) adalah sebagai jumlah bayi yang meninggal setiap 1.000 kelahiran hidup. AKI dan AKB merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan status kesehatan masyarakat. Keduanya merupakan primadona dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ( Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2016). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia diperkirakan 216/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal turun 47% antara tahun 2015, yaitu dari 36/1000 kelahiran hidup menjadi 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015). Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI di Indonesia pada tahun 2012, angka kematian ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Namun pada tahun 2015 AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305/100.000 kelahiran hidup.Begitu pula dengan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, untuk AKB pada tahun 2012 menunjukkan 32/1.000 Kelahiran hidup. Namun pada tahun 2015 AKB mengalami penurunan menjadi 22,23/1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama atau macet, dan abortus. Kematian ibu di indonesia masih didomonasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi. Pada tahun 2013 penyebab kematian ibu antara lain perdarahan (30,3%), hipertensi
(27,1%), infeksi (7,3%) dan lain-lain 40,8% (Kemenkes RI, 2016) Komplikasi yang menjadi penyebab terjadinya kematian bayi terbanyak yaitu asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi. Komplikasi ini dapat dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan (Kemeskes RI, 2016). Kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemingkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan anak bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir harus ditangani oleh petugas kesehatan yang berwewang demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2010).Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih difasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapat cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana (Kemenkes RI, 2016). Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan indikator persalinan oleh tenaga kesehatan dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, pendamping persalinan yang ibu inginkan, tempat persalinan yang ibu inginkan, trasnportasi dan donor darah. Perencanaan pemakaian alat atau obat kontrasepsi pasca persalinan. Ibu juga didorong untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan
pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan (Vivian, 2011) Peran bidan dalam membantu mengurangi AKI dan AKB sangat besar karena bidan yang berhubungan langsung dengan ibu terutama saat menolong persalinan, sehingga salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan kesehatan bagi ibu dan bayi serta mengurangi AKI dan AKB dengan cara peranan bidan. Bidan mempunyai empat peran penting dalam memberikan asuhan pada ibu dan bayi, yaitu bidan sabagai pelaksana, pendidik, pengelola dan peneliti. Dengan peranan bidan inilah bidan dapat membantu memberikan asuhan dengan cara mengidentifikasi masalah yang ada pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas sehingga masalah-masalah yang timbul mendapatkan asuhan segera dan dapat dicegah untuk mengurangi moralitas dan morbiditas pada ibu dan bayi (Miratu, 2014). Jumlah kasus Angka Kematian Ibu (AKI) yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebanyak 80 kasus. Jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2014 sebanyak 100 kasus. Penyabab kematian ibu di kalimantan tengah antara lain, perdarahan (50%), hipertensi dalam kehamilan (11%), gangguan sistem peredaran darah (13%), infeksi (5%), gangguan metabolik (1%), dan lain-lain (15%). Sedangkan, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2007 sebesar 30/1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 AKB mengalami peningkatan cukup besar menjadi 49/1.000 kelahiran hidup namun berdasarkan hasil
SUPAS pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 24,6 (25)/1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015 total kematian bayi berjumlah 407 kasus kematian, jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan jumlah kematian pada
tahun 2014 yang berjumlah 477 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2016). Menurut Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya pada tahun 2015 angka kematian maternal mengalami penurunan secara signifikan, mencapai 52,99/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 72,6/100.000 kelahiran hidup. Adapun AKB di Palangkaraya tercatat 3/1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menurun drastis ditahun 2014 tercatat 11,1/1.000 kelahiran hidup
(Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, 2016). Praktik Mandiri Bidan A dibuka pada tahun 2012 berlokasi dijalan
Trans Palangka Raya – Kuala Kurun daerah Pahandut Seberang. Merupakan klinik yang berdiri diatas bangunan permanen yang menetap. Praktik Mandiri Bidan A melayani pemeriksaan kehamilan, persalinan 24 jam, KB serta
imunisasi, pelayanan kesehatan lainnya. Praktik Mandiri Bidan A juga melayani/menerima pasien dengan kartu BPJS.
Ny. N berumur 20 tahun, Ny. N beralamat di Pahandut Seberang. Ny. N mengatakan ini kehamilan yang kedua dan belum pernah keguguran. Ny.N menikah pertama kali umur 17 tahun. Ny.N tidak memiliki riwayat penyakit menurun atau pun menular. Ny.N melahirkan anak pertama secara spontan
normal dan tidak ada penyulit. Berdasarkan gambaran tersebut, penulis berusaha melakukan penerapan manajemen asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “N” di Praktik Mandiri Bidan “A” selama masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan metode Subjektif Objektif Assament Planning (SOAP).

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Wahyuni, Seri and Tri Wijayanti, Winarti
Depositing User: Riyanti
Date Deposited: 21 May 2020 23:47
Last Modified: 21 May 2020 23:47
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/196

Actions (login required)

View Item View Item