Ariani, Ariani (2019) Asuhan kebidanan berkesinambungan Ny. W. di pos kesehatan desa Sari Harapan kecamatan Parenggean. Laporan Tugas Akhir, Prodi DIII Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Text
LTA HARIATI NIM PO.62.24.2.16.300-min.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Rahmawati, 2012). Penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik. Dilakukan asuhan kebidanan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. (Pratami, 2014). Menurut laporan Angka Kematian Ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang. Pada tahun 2015 kematian ibu di Indonesia masih mencapai 305 per 100.000. Angka ini tiga kali lipat lebih tinggi daripada target MDGs Indonesia, yaitu 102 per 100.000. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan angka kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara. Namun, penurunan angka kematian tersebut belum mencapai target MDGs yaitu menurunkan AKI menjadi 12/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan masih jauh dari out put SDGs untuk mengurangi AKI hingga 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).Menurut laporan kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat, dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu – sekitar 75% dari total kasus kematian ibu – adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman. Untuk kasus Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2014) penyebab utama kematian ibu dari tahun 2010-2013 adalah pendarahan (30.3% pada tahun 2013) dan hipertensi (27.1% pada tahun 2013). Hal ini sangat ironis, mengingat berbagai penyebab kematian ibu di atas sebenarnya dapat dicegah, jika sang ibu mendapatkan perawatan medis yang tepat. Menurut data Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 jumlah kasus maternal secara umum mengalami sedikit penurunan jumlah kasus kematian pada tahun 2015 mencapai 80 kasus dan pada tahun 2016 turun menjadi 74 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kal-Teng, 2017). Trend kasus kematian ibu dalam beberapa tahun terakhir sedikit mengalami penurunan jumlah kasus, ini menjadi tantangan bagi seluruh stakeholder yang berkecimpung di bidang kesehatan. Jumlah kematian terbanyak pada masa ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit. Berdasarkan realisasi hasil kegiatan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Provinsi Kalimantan Tengah jumlah Angka Kematian Bayi yang dilaporkan pada tahun 2015 adalah sebesar 407 kasus, mengalami penurunan bila dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 477 kasus (Dinkes Provinsi Kal-Teng, 2016). Angka kematian maternal di Kotawaringin Timur pada tahun 2017 adalah sebanyak 10/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu adalah partus lama dan komplikasi, eklampsia. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2016 yaitu 19/100.000 kelahiran hidup. Kemudian angka kematian bayi di Kotwaringin Timur pada tahun 2017 tercatat 76/1000 kelahiran hidup angka tersebut juga mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2016 tercatat 78/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi antara lain adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia berat dan kelainan kongenital (Dinkes Kabupaten KOTIM 2017). Untuk dapat menurunkan AKI dan AKB diperlukan suatu strategi yang handal dan peran serta segenap lapisan masyarakat. Salah satu fakta yang berlangsung dapat diupayakan adalah meningkatkan mutu pelayanan. Sarana kesehatan sebagai unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat perkembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah tertentu (Manuaba, 2010). Sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan wanita, bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik sesuai dengan kewenangan bidan dan standar pelayanan kebidanan, sehingga diharapkan setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, bila terdapat masalah atau komplikasi dapat segera tertangani dengan baik dan akhirnya dapat menekan angka kematian ibu maupun bayi, hal ini membuat penulis tertarik menyusun studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan berkesinambungan Ny. W di Pos Kesehatan Desa Sari Harapan Kecamatan Parenggean Tahun 2018”
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Wahyuni, Seri |
Depositing User: | Riyanti |
Date Deposited: | 27 May 2020 06:29 |
Last Modified: | 27 May 2020 06:29 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/220 |
Actions (login required)
View Item |