Hariati, Hariati (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny.H di poskesdes Netampin kecamatan Dusun Tengah kabupaten Barito Timur. Laporan Tugas Akhir, Prodi DIII Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Text
LTA HARIATI NIM PO.62.24.2.16.300-min.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi merupakan barometer untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan disuatu Negara (Saifuddin, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Kalteng, 2016). Bila angka kematian ibu masih tinggi, pelayanan kesehatan ibu masih kurang dan sebaliknya bila angka kematian ibu rendah maka pelayanan kesehatan ibu sudah baik. Hal ini akhirnya akan menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia secara umum (Kemenkes, RI. 2017). Menurut Laporan World Health Organization (WHO), setiap hari pada Tahun 2015 sekitar 126 wanita meninggal karena komplikasi pada kehamilan dan kelahiran anak. Dalam tahun 2013 didapati total angka kematian Ibu (AKI) di dunia berkisar 289.000/ kelahiran hidup (WHO, 2015). Menurut Hasil Survey Penduduk antar Sensus (SUPAS) 2015 di Indonesia menunjukan AKI pada tahun 2015 sebesar 305 kematian Ibu per 100.000 kelahiran Hidup. Sedangkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran Hidup (Kemenkes RI, 2016) Di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015, jumlah kematian ibu yaitu 80 kasus dan jumlah kematian bayi 407 kasus. Penyebab langsung kematian Ibu di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebagai berikut : 44 kasus (55%) perdarahan, lain-lain 12 kasus ( 15%) gangguan system peredaran darah (jantung, stroke), 10 kasus (13%) hepertensi dalam kehamilan 9 kasus (13%) infeksi (5%) dan gangguan metabolik 1 kasus (1%) (Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2016). Pada tahun 2016, di Provinsi Kalimantan Tengah terjadi penurunan jumlah kematian ibu yaitu menjadi 74 kasus dan jumlah kematian bayi yang dilaporkan juga mengalami penurunan menjadi 392 kasus. Sedangkan di Kota Palangka Raya sendiri terdapat 1 kasus kematian Ibu dan 6 kasus kematiam Bayi (termasuk Neonatal) (Dinkes Provinsi Kalimntan Tengah 2017) Angka kematian maternal di Kabupaten Barito Timur pada tahun 2017 sebanyak 3 kasus, dengan penyebab kamatian Ibu adalah partus lama dan komplikasi eklampsia. Kejadian tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2016 yaitu ada 6 kasus kematian ibu yang dilaporkan. Kemudian kematian Bayi di Kabupaten Barito Timur tahun 2017 tercatat 31 kasus kematian bayi. Angka tersebut meningkat dibanding tahun 2016 tercatat ada 20 kasus kematian bayi. Penyebab kematian bayi antara lain adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfikasi berat dan kelainan kongenitalia (Dinkes Barito Timur, 2017) Untuk mengatasi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi antara lain menempatkan Bidan Desa, pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat dengan menggunakan buku Kesehatan Ibu dan Anak, Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), penyedian PONED di Puskesmas dan PONED di Rumah Sakit serta adanya penerapan Asuhan Kebidanan secara komprehensif terutama pada ibu hamil. Asuhan yang diberikan harus mengutamakan pelayanan yang berkesinambungan (Continuity of Care) sehingga kesehatan ibu dan janin dapat terpantau dengan baik. Penerapan asuhan Kebidanan berbasis Continuity of Care merupakan pelayanan Bidan yang berkesinambungannya itu Bidan diakui sebagai seorang yang Profesional dan Bertanggung Jawab. Sebagai seorang penyedia layanan kesehatan, bidan memiliki peran yang strategis dan sangat unik. Bidan adalah seorang agen pembaru yang sangat dekat dengan masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat, serta berperan dalam memberdayakan perempuan dan masyarakat, seorang bidan berperan dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015, yang kemudian dilanjutkan Sustainable Development Goals (SDGs), dengan target ketiganya yakni kehidupan sehat dan sejahtera, khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi yang berhubungan dengan target penurunan AKI menjadi sebesar 70/ 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 12/1000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Saat ini, kesehatan ibu dan bayi masih menjadi persoalan yang terus dihadapi, terutama mengacu pada peningkatan angka kematian ibu. Seorang bidan, tidak hanya membantu persalinan namun juga menjadi agen pelayanan kesehatan primer maupun sekunder. Bidan turut menjaga, mengontrol, dan mengawasi kesehatan ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan dengan standar asuhan kebidanan 10T hingga kelahiran seorang anak yang tumbuh menjadi balita. Berperan mendukung perempuan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menyediakan pendampingan di sepanjang kehamilan hingga kelahiran (Nurjasmi, 2016). Berdasarkan uraian diatas yang melatar belakangi penulis melakukan asuhan kebidanan berkesinambungan, pada ibu mulai dari kehamilan bersalin nifas dan bayi baru lahir (neonatus) pada Ny. H di Poskesdes Netampin Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Natalina, Riny |
Depositing User: | Riyanti |
Date Deposited: | 27 May 2020 03:19 |
Last Modified: | 27 May 2020 03:19 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/222 |
Actions (login required)
View Item |