Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E. g1p0a0 di puskesmas Cempaka Mulia kabupaten Kotawaringin Timur

Andriyani, Fitria (2019) Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E. g1p0a0 di puskesmas Cempaka Mulia kabupaten Kotawaringin Timur. Laporan Tugas Akhir, Prodi DIII Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.

[img] Text
LTA Fitria Andriani-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Pengertian Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality) adalah jumlah kematian ibu akibat proses kehamilan, persalinan dan pasca persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu. Sedangkan pengertian dari AKB (Infan Mortality) adalah kematian anak kurang dari satu tahun. Kematian bayi diukur sebagai tingkat kematian bayi yang merupakan jumlah kematian anak dibawah satu tahun per 1000 kelahiran, (Kementrian Kesehatan, 2017). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017, angka kematian ibu (AKI) adalah 228/100.000 kelahiran hidup tetapi rasio tersebut meningkat menurut SDKI 2012 yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar persalinan ditingkat desa terjadi dirumah (44%) dimana 78% terjadi di rumah sendiri dan rumah bidan, sementara hanya 67% dari persalinan ditolong oleh petugas kesehatan yang terampil yang terdiri dari bidan (72%) dan dokter (3%). Pendekatan pelayanan berbasis masyarakat merupakan jalan keluar terhadap masalah akses dan ketersediaan pelayanan serta kompetensi petugas akan sangat menentukan jaminan pelayanan yang berkualitas, aman, efektif dan efisien (Kemenkes RI, 2017). Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal, namun memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang abnormal. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 Kelahiran Hidup dan target global SDGs (Sustainable Development Goals) adalah pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian Balita 25 per 1.000 kelahiran hidup. Mengacu dari kondisi saat ini potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI dan AKB adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya (Kemenkes RI, 2017). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 97 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan (selanjutnya disebut antenatal care atau ANC) yang komprehensif dan berkualitas, guna mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat (Kementerian Kesehatan, 2014). Pemerintah merekomendasikan minimal 4 (empat) kali pemeriksaan selama masa kehamilan, yaitu minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama, minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua, dan minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (Kementerian Kesehatan, 2014). Indikator utama pelayanan kesehatan ibu dalam upaya menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir mencakup: pemeriksaan kehamilan; persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan; dan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019 salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat dengan target salah satu indikatornya, yaitu AKI pada tahun 2019 turun menjadi 306/100.000 kelahiran hidup (BKKBN, BPS, Kemenkes dan USAID, 2018). Penyebab tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan faktor 4 terlalu 3 terlambat,fasilitas kesehatan yang kurang memadai (Nursiah dkk, 2014). Secara langsung penyebab tingginya AKI adalah perdarahan post partum, infeksi dan eklampsi. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia,sejumlah 27 % akan mengalami komplikasi atau masalah yang berakibat fatal(Hutari, 2012). Sedangkan AKB disebabkan oleh kelainan kongenital,asfiksia neonaturum dan lain – lain (Prawirihardjo, 2012). Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta pelayanan keluarga berencana (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi, 2017).Upaya kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah telah diarahkan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan yang makin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data dari SDKI 2012, Angka kematian ibu di provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 356 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Kalteng, 2017). Masalah Kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat dari bagaimana kesehatan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Gambaran kesehatan kehamilan dapat dilihat dari cakupan kunjungan K4 kehamilan yang bermasalah 74,5% berada dibawah angka kunjungan kehamilan provinsi 79,0%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan juga rendah 73,6% dibandingkan cakupan provinsi 78,35%. Jumlah kematian maternal tertinggi juga dari Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 19 kasus, diikuti oleh Kotawaringin Barat 11 kasus dan Kabupaten Kapuas serta Seruyan masing-masing 7 kasus. (Dinkes Provinsi Kalteng, 2017). Dari data Kia-KB tahun 2018 sebanyak 449 orang pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (di Faskes) dan sebanyak 83 orang pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (di rumah) , pelayanan nifas 449 orang, pelayanan bayi baru lahir 449 orang, pelayanan balita 1552 orang, pelayanan kespro 335 orang, pelayanan ibu hamil 532 orang (Dinkes Kotim, 2018). Sedangkan di tahun 2017 pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan hanya 439 orang, pelayanan nifas 439 orang, pelayanan bayi barulahir 439 orang, pelayanan balita 1472 orang, pelayanan kespro 237 orang, pelayanan ibu hamil 496 orang (Puskesmas Cempaka Mulia, 2018). Dari data di atas menunjukkan bahwa tingkat AKI dan AKB pada program pemerintah diharapkan mengalami penurunan, namun target penurunan AKI dan AKB tersebut belum bisa tercapai seperti yang diprogramkan. Selain itu cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4), cakupan pertolongan persalinan oleh nakes, serta cakupan pelayanan ibu nifas. Penulis memilih melakukan asuhan secara komprehensif pada Ny. E. (23 tahun) yaitu karena ini adalah kehamilannya yang ke-1, supaya pemantauan masa kehamilan dan pertolongan persalinan aman, juga pelayanan nifas dan neonatus masih tetap merupakan hal yang penting. Selain itu pelayanan KB menjadi hal terpenting, karena diharapkan kehamilan ke-1 ini bisa mengingatkan ibu untuk menjarangkan kehamilan berikutnya.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Wahyuni, Seri
Depositing User: Riyanti
Date Deposited: 28 May 2020 21:35
Last Modified: 28 May 2020 21:35
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/224

Actions (login required)

View Item View Item