Agustin, Lilik (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. J di puskesmas Trahean kecamatan Teweh Selatan kabupaten Barito Utara. Laporan Tugas Akhir, PRODI DIII KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.
Text
LAPORAN TUGAS AKHIR_LILIK AGUSTIN_PO.62.24.2.16.302-min_compressed.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Menurut data WHO (World Health Organization), terdapat 126 wanita meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses persalinan. Berdasarkan data menurut WHO pada tahun 2013 angka kematian ibu (AKI) diseluruh dunia sebesar 289/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan tahun 1990 AKI berjumlah 523/100.000 kelahiran hidup, maka pada tahun 2013 AKI mengalami penurunan sekitar 45% . Sama halnya dengan angka kematian bayi (AKB) yang menurun dari tahun 1990, yaitu sekitar 63/100.000 kelahiran hidup menjadi 34/100.000 kelahiran hidup.pada tahun 2013 (WHO, 2015). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan oleh gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitung lama kehamilan setiap 100.000 kelahiran hidup. Setiap periode kehamilan hingga masa nifas berisiko mengalami kematian maternal apabila mengalami komplikasi (Kemenkes RI, 2015). AKI di Indonesia berdasarkan SDKI tahun 2012 sebanyak 359/100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukan penurunan menjadi 305/100.000kelahiran hidup berdasarkan hasil survei penduduk antara sensus (SUPAS) 2015. Angka kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meningal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). sedangkan Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun. Angka kematia bayi (AKB) dapat digunakan untuk mengambarkan kesehatan anak termasuk status gizi, sanitasi dan angka kesakitan lainnya. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial ekonomi, lingkungan kesehatannya. Peneumonia dan diare merupakan penyakit infeksi yang menjadi penyebab utama kematian bayi di Indonesia degan lebih dari 50 ribu balita meninggal per tahun akibat penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2015).Berdasarkan hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Bayi (AKB) adalah sebesar 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Dan hasil Survei Penduduk Antara sensus (SUPAS) 2015 menunjukan AKB sebesar 22,23 (24)/1.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2016). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) AKI di Kalimantan Tengah pada tahun 2012 sebesar 359 per100.000 kelahiran hidup. Kemudian hasil SUPAS 2015 AKI mengalami penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian ibu maternal yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2017 sebanyak 57 kasu lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kematian maternal pada tahun 2016 sebanyak 74 kasus. Trend kasus kematian ibu dalam beberapa tahun terakhir sedikit mengalami penurunan jumlah kasus, ini menjadi tantangan bagi seluruh stakeholder yang berkecimpung di bidang kesehatan. Jumlah kematian terbanyak pada masa ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit (Dinkes Provinsi Kalteng, 2017). Berdasarkn SDKI tahun 2010 AKB di Kalimantan Tengah sebesar 23/1000 kelahiran hidup. Namun berdasarkan hasil SDKI tahun 2014 angka kematian bayi mengalami peningkatan cukup besar menjadi 49/1000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian bayi tahun 2013 berjumlah 400 kasus kematian jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 berjumlah 158 kasus (Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah, 2014). Untuk mengurangi AKI dan AKB pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya meningkatkan kesehatan ibu dimasyarakat dengan: (1) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi; (2) Kelas ibu hamil; (3) Program kemitraan bidan dan dukun serta (4) Rumah tunggu kelahiran. Disamping itu juga dengan meningkatkan kesehatan ibu di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan : (1) Pelayanan Antenatal terpadu (HIV-AIDS, TB dan Malaria, Gizi dan Penyakit tidak menular); (2) Pelayanan KB berkualitas dan berkesinambungan; (3) Pertolongan persalinan, nifas dan KB oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu peran bidan yang penting dalam memberikan asuhan selama masa kehamilan hingga masa nifas yang merupakan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, hal ini yang melatar belakangi penulis menyusun laporan akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. J di Puskesmas Trahean Kecamatan Teweh Selatan Kabupaten Barito Utara”.
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Sukriani, Wahidah |
Depositing User: | Riyanti |
Date Deposited: | 28 May 2020 22:17 |
Last Modified: | 28 May 2020 22:17 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/239 |
Actions (login required)
View Item |