Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. U di praktik mandiri bidan “Y” kota Palangka Raya

Angghilia, Angghilia (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. U di praktik mandiri bidan “Y” kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
LTA ANGGHILIA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal, namun memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang abnormal. Kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian (Damayanti,dkk. 2015). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajaT perempuan. Penurunan AKI juga merupakan salah satu target MDG’s yaitu tujuan ke 5 meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah pada keluaran Tahun (2018), AKI Kalimantan Tengah masih mengikuti angka nasional yaitu hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup kemudian meningkat lagi angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan SDKI Tahun 2012 dan SDKI Tahun 2017 yaitu AKI 246 per 100.000 kelahiran hidup. Kemudian hasil SUPAS 2015 AKI mengalami penurunan menjadi menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian ibu maternal yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada Tahun 2018 sebanyak 57 kasus lebih sedikit dibandingkan dngan jumlah kematian maternal Tahun 2017 74 kasus lebih sedikit dari jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2016 sebanyak 80 kasus. Trend kasus kematian ibu dalam beberapa tahun terakhir sedikit mengalami penurunan jumlah kasus, ini menjadi tantangan bagi seluruh stakeholder yang berkecimpung di bidang kesehatan. Jumlah kematian terbanyak pada masa ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit. Jumlah kasus kematian ibu maternal secara umum mengalami sedikit penurunan jumlah kasus kematian. Perlu adanya upaya-upaya yang inovatif untuk menurunkan AKI tersebut, salah satunya adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Program ini menitikberatkan pada upaya perencanaan persalinan untuk mencegah terjadinya komplikasi di tingkat masyarakat. Penguatan primary health care (UKP dan UKM); beberapa aspek yang saling berinteraksi dalam kematian ibu perlu mendapat perhatian, antara lain aspek klinis, aspek pelayanan kesehatan dan faktor non kesehatan. (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2017,2018). Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka kematian anak. Berdasarkn hasil Survey Penduduk antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015, menunjukkan hasil bahwa secara nasional AKN 25,74 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah pada keluaran Tahun 2018 bahwa 29,4 per 1000 kelahiran hidup. Perhatian terhadap upaya penurunan AKN (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56%. Hasil SDKI Tahun 2017 kematian neonatal turun dari 19 per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup. Kematian neonatal merupakan salah satu target indikator SDG’s dengan target penurunan menajadi 12 per 1000 kelahiran hidup. Adapun Sasaran Nasional pada RPJMN 2015-2019 AKN yang menjadi target yaitu 24 per 1000 kelahiran hidup pada akhir Tahun 2019. Untuk mencapai penurunan AKB pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup pada Tahun 2020 dan 2021 maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan neonatal menjadi prioritas utama. (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2017,2018). Berdasarkan hasil data Profil Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2017, AKN di Kota Palangka Raya tahun 2017 tercatat 1,34 per 1000 kelahiran hidup yang berarti setiap seribu kelahiran hidup pada tahun 2017 di Kota Palangka Raya terdapat 1 atau 2 kematian bayi, AKN meningkat kembali dari tahun 2016 1,18 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2017 adalah 7 bayi. Penyebab kematian antara lain adalah: asfiksia berat berjumlah 6 neonatus (86%) dan tetanus neonatorum berjumlah 1 bayi (14%). Dalam rangka pencapaian SDGs, target AKB secara nasional pada tahun 2019 adalah 24 per 1000 kelahiran hidup dan target Renstra/RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2017 sebesar 9 per 1000 kelahiran hidup, maka AKN Kota Palangka Raya masih dalam batas toleransi. Kemampuan tehnis tenaga kesehatan dalam pertolongan dan pendampingan persalinan perlu terus ditingkatkan, disampingkan pemantapan supervise dan bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya AKI di Kota Palangka Raya pada tahun 2017 adalah 19,15 per 100.000 kelahiran hidup yang berarti setiap 100.000 KH pada Tahun 2017 di Kota Palangka Raya terdapat 19 atau 20 kematian ibu, dan terjadi penurunan dari tahun 2016 19,65 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetri yaitu rupture uteri yang menyebabkan perdarahan, Sehingga perlu dicermati secara intensif, mengingat sistem pencatatan dan pelaporan PWS-KIA puskesmas tidak melibatkan data dari RS dan klinik swasta. Target AKI nasional dalam rangka pencapaian SDGs pada tahun 2019 sebesar 306/100.000 KH dan target Renstra sebesar 25/100.000 KH. (Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya,2017) Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan ibu, remaja, hamil, keluarga berencana (KB), serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual (PMS), yang semuanya terangkum dalam program PKRE (Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial). Dalam hal ini telah terbentuk intervensi strategis yaitu, empat pilar Safe Motherhood yang terdiri dari KB, pelayanan antenatal terfokus, persalinan ang bersih dan aman, serta pelayanan obstetrik dan neonatal esensial dasar dan komprehensif (Prawirohardjo,2014). Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan KB. Gambaran upaya kesehatan ibu terdiri dari; pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid wanita usia subur dan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan ibu nifas, puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan pelayanan kontrasepsi (Kemenkes RI,2017). Menurut Kemenkes RI (2017), beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok bayi hingga usia kurang 1 bulan, di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi antara lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan hepatitis Hbo bila belum diberikan. (Kemenkes RI,2017) Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga dibutuhkan asuhan kebidanan yang berkesinambungan. Dalam hal ini upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan pendekatan pelayanan kesehatan, ANC terpadu, melalui pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standart pelayanan kehamilan yaitu 4 kali pemeriksaan selama kehamilan. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, suntik TT, kelas ibu hamil, kepemilikan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pemeriksaan urine, HIV/AIDS, program persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker dan tersedianya kartu jaminan kesehatan masyarakat. Jadwal kunjungan antenatal yaitu 1x pada triwulan pertama, 1x pada triwulan kedua, 2x pada triwulan ketiga. Jadwal kunjungan nifas dilakukan 4x dengan kunjungan I (6-8 jam postpartum), kunjungan II (6 hari postpartum), kunjungan III ( 2 minggu postpartum), kunjungan IV ( 6 minggu postpartum). (Walyani,2014:82) dan jadwal kunjungan neonatal (KN) dilakukan 3x kunjungan dengan KN 1 dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir, KN 2 dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke-7 setelah lahir, KN 3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir. (Walyani,2014:84). Peran fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai; pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Sedangkan tanggung jawab bidan meliputi pelayanan konseling, pelayanan kebidanan normal, pelayanan kebidanan abnormal, pelayanan kebidanan pada anak, pelayanan KB, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Sehingga pentingnya seorang bidan dalam menjalankan peran, fungsi, serta tanggung jawab terutama dalam memberikan pendidikan di awal kehamilan sebagai upaya mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin, nifasn bayi dan anak serta mempersiapkan ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi atau KB (Muryuani,2016;74-75). Oleh karena itu harus adanya kerjasama dan dukungan lintas program dan lintas sector serta organisasi profesi yang terkait sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi (Dinkes Jatim, 2014). Pada Praktik Mandiri Bidan (PMB) Yullies Eka F.,Amd.Keb. setiap bulannya rata-rata ada ± 55 kunjungan ANC yaitu kunjungan pertama atau kunjungan ulang., ±20 ibu bersalin, ±200 ibu akseptor KB, dan imunisasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu, bayi, dan balita. Di Praktek Mandiri Bidan, ditemukan pasien Ny. U dengan kehamilan 31 minggu pada trimester III ini merupakan kehamilan pertamanya, usia 17 tahun, secara ekonomi menengah kebawah. Dari hal ini peneliti tertarik untuk meneliti keadaan Ny. U usia 17 tahun mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik membuat Laporan Ilmiah untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. U di Praktik Mandiri Bidan “Y” Kota Palangka Raya."

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Wahyuni, Seri and Sidabariba, Renni
Depositing User: Natalia
Date Deposited: 02 Jun 2020 02:44
Last Modified: 09 Dec 2022 08:45
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/267

Actions (login required)

View Item View Item