Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny H usia 24 tahun di bidan praktik mandiri SM kota Palangka Raya

Alfisyahrini, Alfisyahrini (2017) Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny H usia 24 tahun di bidan praktik mandiri SM kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PRODI DIII KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA.

[img] Text
_LTA Alfisyahrini_compressed.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Keadaan kesehatan sangat penting dalam menggambarkan profil kesehatan masyarakat di suatu daerah. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kedua indikator tersebut juga digunakan sebagai tolak ukur berhasilnya pelayanan kesehatan dalam suatu negara. Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Namun berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 AKI menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Selaras dengan Angka Kematian Ibu di Indonesia, Angka Kematian Bayi di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2012 mengalami penurunan. Pada tahun 2007, Angka Kematian Bayi sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 turun menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22 per 1000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Di Indonesia kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung seperti perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi diantaranya ialah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut 1 2 mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Penyebab lain dari tingginya AKI dan AKB antara lain disebabkan karena ketidakberdayaan seorang ibu dalam memutuskan untuk mendapatkan pertolongan medis apabila terjadi permasalahan pada kehamilan dan bayinya. Hal ini antara lain akibat dari rendahnya pengetahuan ibu dalam perawatan kesehatan ibu serta pengenalan tanda-tanda bahaya obstetri dan neonatal, sehingga akan menghambat suatu keputusan yang harus diambil (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Begitu pula ditingkat provinsi, tren Angka Kematian Ibu di Provinsi Kalimantan Tengah dengan jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 80 kasus. Jumlahnya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2014 sebanyak 101 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015). Selaras dengan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian bayi sebanyak 477 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2015 sebanyak 407 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015). Adapun rincian penyebab langsung kematian ibu di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 ialah: perdarahan 40%; hipertensi dalam kehamilan 29%; infeksi 5%; partus lama 1%; dan lain-lain 25% (Kementerian Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2014). Sedangkan penyebab kematian bayi di Provinsi Kalimantan Tengah oleh penyebab tidak langsung yang diantaranya: rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak; perilaku ibu hamil, keluarga, serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2014). 3 Kemudian dilaporkan jumlah AKI terbaru di Kota Palangka Raya, yaitu pada tahun 2014 berjumlah 73 kasus, sedangkan AKB di kota Palangka Raya pada tahun 2014 berjumlah 61 kasus. Jika dibandingkan dengan AKI di Kota Palangka Raya pada tahun 2013 sebanyak 53,9 kasus dan AKB pada tahun 2013 sebanyak 75 kasus, maka AKI mengalami peningkatan, sedangkan AKB mengalami penurunan dalam kurun waktu tahun 2013-2014 (Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2014). Adapun penyebab Angka Kematian Ibu dan Bayi di kota palangka Raya disebabkan karena masih rendahnya pertolongan persalinan yang dilakukan bidan. Begitu juga dengan penyebab Angka Kematian Bayi antara lain Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), asfiksia berat, sepsis, dan anemia (Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2014). Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, yaitu : 1) Peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2) Pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran; serta 3) Pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat waktu oleh masyarakat yang membutuhkan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Terobosan lainnya dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya dilakukan melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program tersebut menitikberatkan kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat dalam melakukan upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil, serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Dalam implementasinya, P4K merupakan salah satu unsur dari Desa Siaga. P4K mulai diperkenalkan oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2007. Pelaksanaan P4K di desa-desa tersebut perlu dipastikan 4 agar mampu membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas agar dapat mengambil tindakan yang tepat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Untuk dapat memberikan kesehatan maternal dan perinatal yang berkualitas dibutuhkan tersedianya tenaga kesehatan yang terampil serta kualias Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang memadai. Bidan sebagai salah satu pemberi pelayanan kebidanan pada lini terdepan berkewajiban mengupayakan perbaikan status kesehatan dan kualitas hidup memalui pelayanan kesehatan maternal dan perinatal yang efektif pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta memberikan asuhan pada bayi baru lair dan perawatan bayi (Prawirohardjo, 2010). Bidan Praktik Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan. Praktik bidan adalah serangkaian pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien individu dan masyarakat sesuai dengan kewenangan dankemampuannya. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki surat izin praktik bidan (SIPB) (Imammah, 2012). BPM bidan “SM” terletak di jalan mendawai no 028. BPM “SM” melayani praktek pada pukul 16.00 WIB – 21.00 WIB. Pelayanan yang diberikan meliputi penyuluhan kesehatan, konseling KB, antenatal care, perawatan payudara, perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan KB (IUD, implant, suntik, pil), imunisasi (ibu dan bayi), kesehatan reproduksi remaja, perawatan pasca keguguran dan baby spa. Selain itu BPM “SM” melayani pemeriksaan untuk orang sakit, kemudian member pelayanan terhadap WUS (wanita usia subur) serta LANSIA (lanjut usia) dan pelayanan persalinan selama 24 jam. Berdasarkan uraian diatas, penulis harus dapat mengatasi hal tersebut dengan cara memberi asuhan secara komprehensif agar tercipta kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang sehat dan aman. Oleh karena itu penulis tertarik menyusun studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. H di BPM “SM” Kota Palangka Raya tahun 2017.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Machdat, Noorhani and Oktaviani, Oktaviani and Saudah, Siti
Depositing User: Dian Dwi Pratiwi
Date Deposited: 02 Jun 2020 06:02
Last Modified: 02 Jun 2020 06:02
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/275

Actions (login required)

View Item View Item