Demam berdarah tidak hanya menjadi masalah di Indonesia yang mempunyai iklim tropis, namun juga terjadi di negara-negara tropis lainnya seperti di Malaysia, Singapore, Thailand dsb. Seiring dengan perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan, memicu meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dilansir dari Kalteng.co, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, drg. Andjar Purnomo mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2023 telah terkonfirmasi ratusan kasus DBD di Kota Palangka Raya. Sejak bulan Januari 2023 hingga 3 Desember 2023 ada sebanyak 376 kasus DBD.
Demam berdarah dapat menyebabkan kematian sehingga kita tidak bisa menggangap remeh pada kasus ini. Walaupun demikian, demam berdarah dapat dicegah dengan cara-cara sederhana yang dapat dilakukan dengan mudah oleh siapapun.
Apa sih demam berdarah itu ?
Demam berdarah dengue (DBD) atau disebut juga dengan Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh “Virus Dengue”. Virus Dengue menyebar dari 1 orang ke orang lain melalui vektor utama yaitu gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Bagaimana ciri-ciri dan sifat nyamuk Aedes Aegypti?
Untuk mencegah terjadinya demam berdarah, ada baiknya kita mengetahui ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini tinggal di iklim tropis dan sub tropis seperti Indonesia, nyamuk mengigit di pagi dan sore hari dan ia mempunyai sifat multiple feeding (memenuhi kebutuhan dengan menghisap darah beberapa orang sekaligus), sehingga bila didalam tubuh nyamuk sudah ada Virus Dengue maka mudah sekali terjadi wabah di wilayah tersebut. Selain itu ciri-ciri khusus nyamuk ini adalah ukuran tubuhnya kecil, berwarna hitam disertai belang putih dibadannya. Nyamuk ini menyukai tempat-tempat yang bersih, tempat penampungan atau genangan air yang bersih.
Apa gejala demam berdarah yang perlu kita waspadai?
Gejala pertama DBD adalah Demam. Demam dialami 2-7 hari. Demam tinggi cenderung terjadi secara mendadak. Sebelumnya mungkin seseorang masih beraktifitas seperti biasa (sekolah, bekerja, olahraga, melakukan aktivitas rumah tangga), tidak ada sakit dan tiba-tiba siang, sore, malam hari atau pagi hari berikutnya suhunya meningkat. Dan saat suhu tubuh diukur bisa mencapai 38°C-39°C atau lebih. Gejala kedua adalah Nyeri badan, terutama nyeri pada bagian sendi-sendi (sendi bahu, sendi pergelangan tangan dll), dan nyeri otot. Gejala ketiga yang merupakan ciri khas sesorang mengalami DBD adalah nyeri di belakang bola mata. Keluhan-keluhan lainnya dapat muncul menyertai, seperti : nyeri menelan, nyeri ulu hati, mual, muntah, tidak nafsu makan, perdarahan pada gusi.
Bila keluhan itu muncul apakah yang harus kita lalukan?
Bila seseorang mengalami keluhan tersebut harus segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit atau klinik. Terlebih bila telah terdeteksi ada warga sekitar Saudara tinggal atau teman sekerja mengalami DBD. Di fasilitas kesehatan ini seseorang akan dilakukan pemeriksaan baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan akan menentukan apakah seseorang yang dicurigai DBD harus rawat inap atau cukup rawat jalan.
Apakah keluhan DBD bahaya bila dibiarkan saja?
Virus Dengue bila masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan demam dan yang paling ditakutkan adalah terjadinya “kerusakan/kebocoran pembuluh darah”. Kebocoran pembuluh darah ini menyebabkan cairan didalamnya akan keluar. Hilangnya cairan tubuh yang berlebihan dan tidak tertangani menyebabkan seseorang dapat mengalami syok bahkan kematian. Selain itu, virus ini juga menghancurkan sel-sel trombosit (komponen darah yang berfungsi untuk pembekuan darah), sehingga mungkin saja seseorang saat itu mengalami mimisan, berdarah saat gosok gigi, munculnya bintik-bintik merah pada kulit bahkan bisa terjadi perdarahan pada saluran cerna.
Bila melihat perjalanan penyakit, DBD, akan terbagi menjadi 3 fase, yaitu:
- Fase Demam. Fase demam akan berlangsung selama 2-7 hari. Umumnya 2-3 hari suhu tubuh akan tinggi disertai dengan keluhan-keluhan yang lain seperti nyeri otot, nyeri sendi, mual, muntah.
- Fase Kritis. Fase kritis terjadi pada hari ke-4 atau ke-5 bahkan bisa juga pada hari ke-6. Pada fase kritis, seseorang umumnya sudah tidak demam lagi namun hati-hati, justru fase ini yang patut diwaspadai karena di fase ini terjadi kebocoran pembuluh darah yang luas dan besar, yang ditandai dengan penurunan nilai tromobosit, peningkatan nilai hematokrit, perdarahan, penurun tekanan darah, dan syok. Pada fase inilah angka kematian tinggi sehingga perlu pengawasan ketat dan pemenuhan cairan tubuh baik melalui minum yang banyak sampai pemberian cairan infus.
- Fase Recovery (Fase Pemulihan). Fase ini ditandai dengan demam “Pelana Kuda”. Pada hari ke-6-7 umumnya seseorang demamnya akan naik turun (gambarannya seperti pelana kuda). Nilai tromobosit dan hematokrit berangsur-angsur kembali normal.
Bagaimanakah pencegahan terjadinya demam berdarah ?
Pencegahan demam berdarah sangat mudah, simpel dan dapat dilakukan secara mandiri, yaitu melalui beberapa hal berikut ini :
- Bila Saudara sedang bepergian dapat menggunakan pakaian lengan panjang, rok/ celana panjang. Hal ini untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
- Menggunakan lotion anti nyamuk atau menyemprot ruangan dengan obat anti nyamuk.
- Memasang kelambu pada saat tidur.
- Melakukan 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Menguras bak mandi secara teratur, menutup penampungan air, bila ada sampah, kaleng dapat dikubur, vas bunga berisi air sementara dikosongkan dahulu atau diganti rutin, karena tempat ini bisa menjadi tempat perkembangbiakan telur nyamuk.
Demam berdarah tidak dapat dianggap sepele karena bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian. Namun demam berdarah dapat dicegah dengan tindakan-tindakan mandiri yang sederhana, mudah, dan simpel.
Mari kita cegah terjadinya demam berdarah pada keluarga kita.
Salam sehat.