Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny.E di Praktik Mandiri Bidan “S” Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya

Dwuayanti, Lia Tristami (2018) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny.E di Praktik Mandiri Bidan “S” Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
LTA LIA TRISTAMI DWUAYANTI NIM PO.62.24.2.15.059-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan oleh gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecalakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitung lama kehamilan setiap 100.000 kelahiran hidup. Setiap periode kehamilan hingga masa nifas berisiko mengalami kematian maternal apabila mengalami komplikasi Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2016). Keberhasilan program pembangunan kesehatan dan perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari angka kematian pada suatu wilayah dipantau dari waktu ke waktu. Angka kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meningal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). sedangkan Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun. Angka kematia bayi (AKB) dapat digunakan untuk mengambarkan kesehatan anak termasuk status gizi, sanitasi dan angka kesakitan lainnya. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial ekonomi, lingkungan kesehatannya. Peneumonia dan diare merupakan penyakit infeksi yang menjadi penyebab utama kematian bayi di Indonesia degan lebih dari 50 ribu balita meninggal per tahun akibat penyakit tersebut (Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2016). Di Indonesia sendiri AKI masih terbilang tinggi bila dibandingkan dengan negara- negara tetangga, menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH) Angka tersebut masih belum sesuai dengan target MDGs yaitu 102/100.000 KH (Depkes RI, 2012). Berdasarkan Profil Kesehatan Kalteng 2016 pada tahun 2014 yaitu 101 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2015 sebanyak 80 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami banyak penurunan sebanyak 74 kematian per 100.000 kelahiran hidu p, pada tahun 2016. Kematian ibu maternal secara umum mengalami sedikit penurunan jumlah kasus kematian.AKB Provinsi Kalimantan Tengah mengalami fluktuasi dari dalam kurun waktu 2002-2013. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dikeluarkan oleh BPS menunjukkan bahwa di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2002 terdapat AKB sebesar 40/1000 kelahiran hidup kemidian mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar 30/1000 kelahiran hidup dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2010 sebesar 23/1000 kelahiran hidup. Namun berdasarkan hasil SDKI tahun 2014 angka kematian bayi mengalami peningkatan cukup besar menjadi 49/1000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian bayi tahun 2013 berjumlah 400 kasus kematian jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 berjumlah 158 kasus (Dinkes Provinsi
Kalimantan Tengah, 2014). Untuk mengurangi AKI dan AKB telah dilakukan beberapa upaya diantaranya meningkatkan kesehatan ibu dimasyarakat dengan : (1) Program Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi; (2) Kelas ibu hamil, (3) Program kemitraan bidan. dan dukun serta (4) Rumah tunggu kelahiran. Disamping itu juga dengan meningkatkan kesehatan bu di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan : (1) Pelayanan Antenatal terpadu (HIV-AIDS, TB dan Malaria, Gizi dan penyakit tidak menular). (2) Pelayanan KB berkualitas dan berkesinambungan; (3) Pertolongan persalinan, nifas dan KB oleh tenaga kesehatan dan mengidentifikasi masalah yang ada pada bayi baru lahir dan ibu nifas( Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2015). Oleh karena itu peran bidan yang penting dalam memberikan asuhan selama masa kehamilan hingga masa nifas yang merupakan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi Hal ini yang melatar belakangi penulis menyusun laporan akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny.E di PMB S. Kota Palangka Raya Tahun 2018”.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Ayue, Heti Ira and Septina, Septina
Depositing User: Riyanti
Date Deposited: 18 May 2020 02:09
Last Modified: 12 Dec 2022 03:26
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/182

Actions (login required)

View Item View Item