Yunita, Triana (2018) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny.K di praktik mandiri bidan "D" kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PRODI DIII KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.
Text
LTA TRIANA YUNITA.pdf Restricted to Repository staff only Download (909kB) |
Abstract
Pada umumnya ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (Maternity Care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal (Maternal Mortality). Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi suatu negara, karena kesehatan ibu hamil dan bersalin sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi mendatang. Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) didefinisikan sebagai kematian seorang wanita dalam masa kehamilan atau dalam waktu 24 hari setelah melahirkan tanpa memandang umur maupun jarak kehamilan, oleh penyebab apapun yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan akibat kecelakaan atau penyebab lain yang tidak berhubungan dengan kehamilan. World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 216 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan tahun 2015. Jumlah total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia (WHO, 2015). Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai (Sarwono, 2010).
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Angka kematian ibu lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan layanan kesehatan. Di Indonesia angka kematian ibu
masih tinggi sehingga memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan bermutu. Angka kematian Ibu di Indonesia saat ini masih menduduki peringkat tertinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa AKI adalah 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI tahun 2007 sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup. Dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup lebih kecil dibanding AKB pada tahun 2007 yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan
Tengah pada tahun 2016 sebanyak 74 kasus. Jumlahnya menurun bila dibandingkan dengan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 80 kasus. Adapun AKB di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 sebanyak 392 kasus, lebih sedikit dibandingkan jumlah kematian bayi tahun 2015 berjumlah 407 kasus kematian (Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2017).Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2016 angka kematian maternal di Kota Palangka Raya pada tahun 2016 adalah
19,65/100.000 kelahiran hidup, angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2015 yang mencapai 52,99/100.000 dan tahun 2014 yang mencapai 72,6/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab langsung kematian ibu adalah shock hypovolemic akibat perdarahan dan penyakit penyerta pada ibu (hipertensi dalam kehamilan, infeksi, gangguan metabolik, asma dan jantung). AKB pada tahun 2016 tercatat 1,18/1000 kelahiran hidup, angka tersebut menurun drastis dibandingkan AKB pada tahun 2015 yaitu tercatat 3/1000 dan 2014 tercatat 11,1/100 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi ini karena asphyxia berat, kelainan bawaan, asfirasi dan BBLR. (Dinkes Kota
Palangka Raya, 2017). Asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir merupakan kompetensi utama bidan, oleh karena itu seluruh bidan diharapkan
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional dan berkualitas dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tanggung jawab terhadap masalah, serta mampu memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Dinkes Kalimantan
Tengah, 2014). Departemen Kesehatan dalam mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan indikator persalinan oleh tenaga kesehatan dalam penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkanAKI dan AKB melalui program-program kesehatan. Beberapa program yang
dilakukan dalam asuhan kebidanan antara lain, 10T yang meliputi timbang berat dan tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus, imunisasi TT, tablet Fe, tes PMS, temu wicara, tentukan persentasi dan hitung DJJ, tetapkan status gizi dan tata laksana kasus. Ada pula Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, pendamping persalinan yang ibu inginkan, tempat persalinan yang ibu inginkan, transportasi dan donor darah. Perencanaan pemakaian alat atau obat kontrasepsi pasca persalinan. Ibu juga didorong untuk melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2009). Dalam pelaksanaan program kesehatan tersebut peran bidan dalam
menurunkan AKI dan AKB sangat dibutuhkan. Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia dibidang kesehatan yang merupakan ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program adalah memberikan asuhan kebidanan
kepada ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi baru lahir, bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra nikah, pertolongan persalinan, melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya upaya kesehatan ibu dan anak (Saifudin, 2010). Peranan bidan dalam membantu mengurangi AKI dan AKB sangat besar
karena bidan yang berhubungan langsung dengan ibu terutama saat menolong persalinan, sehingga salah satu cara pemerintah untuk meningkatkankesehatan bagi ibu dan bayi serta mengurangi AKI dan AKB dengan peranan bidan. Bidan mempunyai 4 peranan penting dalam memberikan asuhan pada ibu dan bayi, yaitu bidan sebagai pelaksana, bidan sebagai pengelola, bidan sebagai pendidik dan bidan sebagai peneliti. Dengan peranan bidan inilah bidan dapat membantu memberikan asuhan dengan cara mengidentifikasi
masalah yang ada pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas, sehingga masalah-masalah yang timbul mendapat asuhan segera dan dapat dicegah untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi (Kemenkes
RI, 2013). Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir harus ditangani oleh petugas kesehatan yang berwenang demi kesehatan dan keselamatan bayi dan ibu. Bidan merupakan salah satu dari pemberi pelayanan kebidanan terdepan yang berkewajiban penuh dalam mengupayakan perbaikan status kesehatan dan kualitas hidup melalui pelayanan kesehatan internal dan perinatal yang efektif (Prawirohardjo, 2013). Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mencermati bagaimana proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dari pasien yang mengalaminya. Oleh karena itu mahasiswa mengikuti ibu dari proses hamil, bersalin, nifas dan Bayi baru lahir dan hasilnya dibuat sebagai laporan tugas akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkesinambungan di Praktek Mandiri Bidan “D”.
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Wahyuni, Seri and Wilianti, Grisiana |
Depositing User: | Riyanti |
Date Deposited: | 21 May 2020 05:48 |
Last Modified: | 21 May 2020 05:48 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/186 |
Actions (login required)
View Item |