Istiningsih, Titik (2021) Faktor risiko pascanatal terhadap kejadian stunting baduta usia 6 – 18 bulan di puskesmas Mantangai Kabupaten Kapuas. Jurnal Medikes, Vol 8 (1). ISSN 2685-2195
Text (Permasalahan gizi merupakan masalah utama di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Kekurangan gizi kronis merupakan penyebab utama perawakan pendek (stunting). Tingginya angka prevalensi stunting Kabupaten Kapuas yaitu 42% yang melebihi dari standar y)
254 - Published Version Download (29kB) |
Abstract
Permasalahan gizi merupakan masalah utama di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Kekurangan gizi kronis merupakan penyebab utama perawakan pendek (stunting). Tingginya angka prevalensi stunting Kabupaten Kapuas yaitu 42% yang melebihi dari standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20% yang artinya stunting balita di Kabupaten Kapuas saat ini masih di atas batas toleransi yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko pascanatal yang memengaruhi kejadian stunting baduta usia 6-18 bulan di wilayah puskesmas Mantangai kabupaten Kapuas.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan desain Cross sectional, dengan jumlah sampel penelitian 136 orang ibu yang memiliki Baduta berusia 6-18 bulan di wilayah kerja puskesmas Mantangai kabupaten Kapuas yang diambil secara consecutive sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran panjang badan untuk data kejadian stunting, wawancara untuk data Status pemberian ASI ekslusif, riwayat penyakit ISPA, riwayat diare, riwayat berat badan lahir, dan riwayat kunjungan posyandu, serta survey konsumsi dengan metode food frequency questionnaires untuk data riwayat asupan energi dan protein, kemudian data diolah dan dianalisis secara deskriptif analitik menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik ganda
Hasil penelitian di tempat penelitian menunjukkan prevalensi kejadian stunting sebesar 40,4 %. Faktor yang terbukti berhubungan dengan stunting diantaranya riwayat pemberian ASI ekslusif nilai p = 0,047, asupan energi nilai p = <0,001, riwayat Diare nilai p= 0,048, kunjungan ibu baduta ke posyandu nilai p = 0,006. Sedangkan faktor yang tidak terbukti berhubungan dengan stunting adalah asupan protein nilai p = 0,394, riwayat penyakit ISPA nilai p = 0,809, riwayat BBLR nilai p = 0,351. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah Tingkat Asupan Energi dengan OR 15,990 (IK 6,387 – 40,035) dengan nilai p = 0,000 dan Riwayat Diare OR 3,130 (1,278 – 7,665) dengan nilai p = 0,013.
Tingkat asupan energi merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan stunting. Peningkatan pemberian ASI ekslusif dan pemberian makanan tambahan pendamping ASI dengan menu gizi seimbang serta kesehatan lingkungan merupakan upaya untuk mencegah stunting.
Item Type: | Jurnal Artikel |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111006 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Depositing User: | Titik Istiningsih |
Date Deposited: | 19 Jan 2022 02:50 |
Last Modified: | 19 Jan 2022 02:56 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/1928 |
Actions (login required)
View Item |