Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada ny. i di praktik mandiri bidan “S” kota Palangka Raya

Fitri, Maulida (2018) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada ny. i di praktik mandiri bidan “S” kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
MAULIDA FITRI-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan, bersalin dan nifas. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Kasus kematian Ibu meliputi kematian ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas (Kemenkes RI, 2016). Angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator yang paling penting dalam menentukan status kesehatan masyarakat karena indikator ini mencerminkan pelayanan kesehatan dasar yang paling awal dan juga menentukan kualitas pelayanan kebidanan yang juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang (Dinkes Kota Palangka Raya, 2015). Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH) (Profil Kesehatan Provinsi Kalimanatan Tengah Tahun, 2016). Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2013 didapatkan total Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia berkisar 289 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Menurut WHO (2015) memperkirakan AKI diseluruh dunia sekitar 216 per 100.000 kelahiran hidup, dimana penyebab yang termasuk dalam empat besar komplikasi kehamilan yaitu preeklampsi/eklampsi sebanyak 75% menyebabkan kematian ibu. WHO tahun 2014 penyebab kematian ibu didunia adalah hipertensi dalam kehamilan 28%, 14% komplikasi, abortus 8%, perdarahan 27%, infeksi 11%, partus lama dan lainnya 9%, dan penggumpalan darah (embolis) 3%. Angka kematian bayi berkisar 34 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014) dan angka kematian bayi mengalami penurunan menjadi 47% antara tahun 1990-2015, yaitu dari 36 per 1000 kelahiran hidup menjadi 19 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), dalam 10 tahun terakhir yaitu pada tahun 2007 AKI di Indonesia berkisar 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2012 menunjukan peningkatan yang signifikan yaitu menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016). Hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2010 menunjukkan Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 346/100.000 yang artinya terdapat 346 kematian perempuan pada saat hamil dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 lebih rendah dari pada hasil SP tahun 2010, yaitu sebesar 305. Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah penyebab tidak langsung yaitu lain-lain 40,8% sedangkan penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 1,8% dan abortus 1,6% (BPS, 2015). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia juga menunjukkan penurunan menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan terakhir menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2012. Hasil SUPAS tahun 2015 AKB di Indonesia menurun tajam, dari 47 per 1000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk tahun 2000 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada SUPAS tahun 2005, 26 per 1000 kelahiran hidup pada SP tahun 2010 dan 22 per 1000 kelahiran hidup pada SUPAS tahun 2015 (BPS, 2015). Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebanyak 80 kasus. Jumlahnya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2014 sebanyak 101 kasus. Sedangkan jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2016 sebanyak 74 kasus lebih sedikit dari jumlah kasus kematian ibu tahun 2015. Penyebab kematian ibu di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu ada 44 kasus (55%) perdarahan, lain-lain, 12 kasus (15%), gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke) 10 kasus (13%), hipertensi dalam kehamilan, 9 kasus (13 %), infeksi 4 kasus (5 %) dan gangguan metabolik 1 kasus (1%). Sedangkan kasus kematian bayi di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 berjumlah 407 kasus kematian, jumlah tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah kasus kematian pada tahun 2014 yang berjumlah 477 kasus. Sedangkan tahun 2016 jumlah kematian bayi di ProvinsiKalimantan Tengah sebanyak 392 kasus, lebih sedikit dibandingkan jumlah kematian bayi tahun 2015 (Profil Kesehatan Provinsi Kalimanatan Tengah Tahun, 2017). Berdasarkan AKI di Kota Palangka Raya tahun 2016 sebanyak 52,99 per 100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab kematian adalah syok hypovolemic akibat perdarahan, dan penyakit penyerta pada ibu (asma dan jantung). Angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2014 mencapai 72,6 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2013 berjumlah 53,9 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kota Palangka Raya, 2016). Sedangkan jumlah kematian bayi pada Kota Palangka Raya tahun 2014 yaitu 57 kasus, mengalami penurunan pada tahun 2015 yaitu 19 kasus dan tahun 2016 sebanyak 6 kasus (Profil Kesehatan Provinsi Kalimanatan Tengah Tahun, 2017). Penyebab kematian bayi di Kota Palangka Raya adalah berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR), asfiksia berat, sepsis, intra uterine fetal death (IUFD), prematur, dan infeksi neonatal (Dinkes Kota Palangka Raya, 2016). Upaya pemerintah untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana. Program yang sangat ditekankan oleh pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu dilaksanakan dalam asuhan kebidanan antara lain 10 T yang meliputi timbang berat dan tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus, imunisasi tetanunus toxoid (TT), tablet Fe, tes penyakit menular seksual (PMS), temu wicara, tentukan presentasi dan hitung denyut jantung janin (DJJ), tetapkan status gizi dan tata laksana kasus. Ada pula P4K (Program Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang menggunakan stiker, dan Kunjungan Masa Nifas dan Kunjungan Neonatus (KN). Pelaksanaan program kesehatan tersebut sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai (Kemenkes RI, 2016). Peran penting bidan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan memberikan asuhan kebidanan kepada ibu secara komprehensif dan berkala pada saat ibu hamil hingga menyusui serta bayi baru lahir, melakukan bimbingan terhadap kelompok remaja masa pranikah, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk menduukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak. Sehingga sangat diperlukan bidan yang berkualitas dan terampil untuk dapat memberikan asuhan kesehatan maternal dan perinatal dan berkewajiban dalam mengupayakan perbaikan status kesehatan dan kualitas hidup melalui asuhan yang diberikan (Kemenkes RI, 2016). Asuhan kebidanan berkesinambugan adalah asuhan yang diberikan kepada ibu pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir atau neonatus, serta pemilihan metode kontrasepsi atau KB secara komprehensif sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB (Misar, 2012).

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Arisani, Greiny and Nugrahani, Yeremia
Depositing User: Riyanti
Date Deposited: 27 May 2020 02:47
Last Modified: 05 Dec 2022 12:49
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/212

Actions (login required)

View Item View Item