Faulyah, Faulyah (2019) Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. M di puskesmas Baamang kabupaten Kotawaringin Timur. Laporan Tugas Akhir, Prodi DIII Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Text
FAULYAH.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Menurut World Health Organization (WHO), angka kematian ibu masih sangat tinggi. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama kehamilan dan persalinan. Antara tahun 1990-2015, rasio kematian maternal global (jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) menurun hanya 2,3% per tahun. Tahun 2016 dan 2030, sebagai bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, sasarannya adalah untuk mengurangi rasio kematian maternal global menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2016) Program Expanding Maternal and Survival (EMAS) berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal melalui peningkatan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit memberikan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), serta 300 Puskesmas/Balkesmas memberikan Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar (PONED), yang memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. Upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan,dan pelayanan keluarga berencana. Gambaran upaya kesehatan ibu yang disajikan terdiri dari pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid wanita usia subur dan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan ibu nifas, Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta pelayanan kontrasepsi. (Profil Kesehatan RI 2017) Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan ibu menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan nasional maupun global. Pemerintah Republik Indonesia telah mentargetkan peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2014) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019. (Kementerian Kesehatan, 2017) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 97 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan, selanjutnya disebut Antenatal Care atau ANC yang komprehensif dan berkualitas, guna mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat (Kementerian Kesehatan, 2014). Pemerintah merekomendasikan minimal 4 (empat) kali pemeriksaan selama masa kehamilan, yaitu minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama, minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua, dan minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (Kementerian Kesehatan, 2014). Indikator utama pelayanan kesehatan ibu dalam upaya menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir mencakup : pemeriksaan kehamilan; persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan; dan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten. (Kemenkes RI, 2017) Jumlah kasus kematian Ibu yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2017 sebanyak 57 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kematian maternal pada tahun 2016 sebanyak 74 kasus dan pada tahun 2015 berjumlah 80 kasus. Trend kasus kematian ibu dalam beberapa tahun terakhir sedikit mengalami penurunan jumlah kasus, ini menjadi tantangan bagi seluruh stakeholder yang berkecimpung di bidang kesehatan. Jumlah kematian terbanyak pada masa ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit. Sedangkan Angka Kematian Bayi Provinsi Kalimantan Tengah menunjukan penurunan yang cukup tinggi, sejak tahun 2012 berjumlah 49 kasus, tahun 2015 menurun menjadi 25 kasus dan pada 2017 berjumlah 24 kasus. Namun diperlukan upaya yang sangat keras lagi untuk menurunkan AKB sehingga mencapai target. Berdasarkan perhitungan target yang ingin dicapai maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan target AKB yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016-2021 turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup. Disamping itu pemerintah pusat juga telah menetapkan target yang ingin dicapai yaitu AKB turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2017) Oleh karena itu untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau Continuity of Care Continuity of Care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan, pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai 6 minggu pertama postpartum. (Tiofani, 2012) Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai masa kehamilan, bersalin, nifas sampai bayi baru lahir, melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Oleh karena itu peran bidan dalam upaya mengurangi AKI dan AKB sangat besar, karena bidan yang berhubungan secara langsung dalam menolong persalinan, sehingga salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi yaitu dengan 4 peranan penting bidan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik serta bidan sebagai peneliti. Dengan 4 peranan inilah bidan diharapkan mampu ikut berperan dalam mengurangi mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi. (Miratu, 2014) Berdasarkan hasil cakupan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Baamang I tahun 2016 dengan sasaran 867 orang, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 643 (74%) dan oleh tenaga non kesehatan sebesar 141(16%). Pada tahun 2017 sasaran ibu bersalin berjumlah 850 orang, pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 722 orang (85%) dan oleh non tenaga kesehatan adalah 128 orang (15%). Sedangkan pada tahun 2018 (periode Januari - Juni 2018), sasaran ibu bersalin berjumlah 850 orang, pertolongan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 371 orang (44%) dan non tenaga kesehatan adalah 9 orang (1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa persalinan tenaga kesehatan belum sesuai dengan target persalinan oleh tenaga kesehatan yang ditentukan yaitu 90%. (Puskesmas Baamang I, 2018) Di latarbelakangi jarak Puskesmas yang berdekatan dengan rumah Ny. M, serta riwayat kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) pada proses persalinan anak pertama dan Abortus pada kehamilan anak kedua, maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sejak masa hamil, bersalin dan nifas yang sehat dan aman serta memberikan asuhan pada Neonatus dan Keluarga Berencana yang termuat dalam studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. M G3 P1 A1 di Puskesmas Baamang I, Kabupaten Kotawaringin Timur”.
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Wahyuni, Seri |
Depositing User: | Riyanti |
Date Deposited: | 27 May 2020 06:15 |
Last Modified: | 27 May 2020 06:15 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/219 |
Actions (login required)
View Item |