Agustiwice, Agustiwice (2019) Asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. l di poskesdes Lampeong kecamatan Pematang Karau kabupaten Barito Timur. Laporan Tugas Akhir, Prodi DIII Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Text
AGUSTIWICE NIM. PO.62.24.2.16.296_compressed.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Persoalan Bangsa Indonesia dari waktu kewaktu masih berkisar pada masalah masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Angka Kematian Ibu (AKI) yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan oleh gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan), (Dinkes, Kalimantan Tengah, 2018). Dalam studi IMMPACT FKM UI di Banten pada tahun 2004 menyatakan bahwa kematian ibu banyak terjadi saat kehamilan 23%, saat intra dan post partum 76% dan 24 jam pasca persalinan sebanyak 40%, ( Kemenkes, PPGD, 2018). Dan tolak ukur penting untuk penting untuk menciptakan Indonesia Sehat adalah dengan menekan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, ( Rohani, Reni, Marisah, 2011) Dalam Sidang Umum PBB tanggal 25 September 2015 di New York menyebutkan tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs (Sustainable Development Goals) 2015-2030 salah satunya dalam Goal 3 mengurangi AKI hingga dibawah 70 / 100.000 KH (Kelahiran Hidup) dan mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan menurunkan AKN (Angka Kematian Neonatus) hingga 12/1.000 KH (Kelahiran Hidup), (Indikator, SDGs, 2017). Bangsa Indonesia masih memiliki tantangan terutama bagi seluruh stakeholder yang berkecimpung dibidang kesehatan, walaupun beberapa tahun terakhir trend kasus kematian Ibu mengalami penurunan pada tahun 2012 AKI (Angka Kematian Ibu) sebesar 359 / 100.000 KH, kemudian SUPAS (Survey Penduduk Antar Sensus) tahun 2015 menjadi 305 /100.000 KH (Kelahiran Hidup) dan AKB (Angka Kematian Bayi) menurut SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2017 sebesar 24 / 1000 KH (Kemenkes, RI, 2018). Jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan di Propinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2017 sebanyak 57 kasus, lebih sedikit dibanding dengan jumlah kematian maternal pada tahun 2016 sebanyak 74 kasus. Jumlah kematian terbanyak pada ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit (Dinkes Propinsi Kalimantan Tengah, 2018). Dan data di Kabupaten Barito Timur tahun 2018 tidak ada kasus kematian ibu, tapi sebelumnya tercatat pada tahun 2017, kasus kematian ibu 1 dengan infeksi, sedangkan Angka Kematian Bayi tahun 2018 sebesar 4/1000 KH (Kelahiran Hidup) dengan kasus kematian bayi : BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) 2 kasus, sepsis 1 kasus, pneumoni 1 kasus, aspirasi air susu (dot) 1 kasus, lahir mati 2 kasus, lebih rendah dari tahun 2017 Angka Kematian Bayi sebesar 6/1000 KH (Kelahiran Hidup), dengan 12 kasus lahir mati, (Dinkes, Barito Timur, 2018). Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi), diantaranya adalah menggunakan pendekatan siklus kehidupan, berbasis Continuum of Care, dari tingkat keluarga dan masyarakat sampai rujukan ke rumah sakit. ( Kemenkes, PPGD, 2018). Asuhan Kebidanan berkesinambungan adalah asuhan kebidanan yang diberikan seorang bidan yang memiliki peran sebagai pelaksana, pendidik, pengelola, peneliti dan diakui kualifikasinya, untuk melakukan asuhan secara berkelanjutan selama kehamilan, persalinan dan metode postpartum (Medforth, et al, 2012), dimana dalam periode ini, sangat berisiko mengalami kematian ibu maupun bayi bila terjadi komplikasi (Dinkes, Provinsi Kalimantan Tengah, 2018), Oleh karena itu asuhan berkesinambungan ini perlu dilakukan untuk memantau perkembangan kondisi ibu dan janin, sehingga komplikasi yang mungkin timbul bisa segera diatasi dan dicegah secara dini, sehingga nantinya dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas, tidak itu saja asuhan berkesinambungan berguna untuk mempersiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai penerus bangsa, (Diana, 2017). Poskesdes Lampeong berada di desa Lampeong Kecamatan Pematang Karau, merupakan salah satu model operasional desa siaga yang ada di wilayah Barito Timur, kegiatan poskesdes utamanya adalah pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, gizi, perilaku berisiko dan lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya) penanganan kegawatdaruratan kesehatan, kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar (Depkes RI, 2008). Berdasarkan hal tersebut dan hasil survey yang telah saya lakukan pada Ny L dengan usia kehamilan 27 minggu, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval serta perawatan BBL serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, neonatus dan KB di Poskesdes Lampeong dan kunjungan rumah pada Ny. L, Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur.
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Oktaviani, Oktaviani |
Depositing User: | Riyanti |
Date Deposited: | 27 May 2020 06:33 |
Last Modified: | 27 May 2020 06:33 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/221 |
Actions (login required)
View Item |