Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. Y di puskesmas Mandomai kabupaten Kapuas

Salvia, Efri (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. Y di puskesmas Mandomai kabupaten Kapuas. Laporan Tugas Akhir, Prodi DIII Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.

[img] Text
LTA EFRY SALVIA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Penyebab kematian ibu dibedakan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung, penyebab langsung kematian ibu adalah komplikasi yang terjadi saat hamil, persalinan dan masa nifas yang sering disebut dengan komplikasi kebidanan. Penyebab tidak langsung kematian ibu seperti : umur terlalu tua dan terlalu muda, jarak kehamilan yang dekat serta pemeriksaan kehamilan yang tidak sesuai standar Antenatal Care (ANC) meningkatkan risiko ibu mengalami komplikasi kebidanan. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pemantauan kesehatan ibu selama hamil sehingga kegawatdaruratan yang mungkin terjadi tidak dapat diminimalisir sedini mungkin (Edyanti, 2014). Pada tahun 1990 angka kematian ibu adalah 385/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan yang signifikan menjadi 216/100.000 kelahiran hidup, hal ini di sebabkan terjadi penurunan 50% ibu yang hamil di tahun 2013 (World Health Organization, 2015). Berbeda dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dunia yang mengalami penurunan, di Negara Indonesia berdasarkan Survey Demografi dan Keseharan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu meningkat menjadi 359/100.000 kelahiran hidup daripada tahun 2007 yang berkisar 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2012 mengalamipenurunan. Pada tahun 2007 Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34/1000 kelahiran hidup dn pada tahun 2012 menjadi 32/1000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2014). Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (55%), lain-lain (15%), gangguan sistem perdarahan (13%), hipertensi dalam kehamilan (13%), infeksi (5%), dan gangguan metabolic (1%). Sedangkan faktor pemicu kematian bayi antara lain BBLR, Asfiksia, Sepsis, Lahir mati (IUFD), Prematur, serta infeksi neonatorum (Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah 2015). Dari beberapa keterangan di atas kita dapat mengetahui penyebab AKI dan AKB masih tinggi bukan hanya disebabkan faktor dari dalam saat dalam proses kehamilan, persalinan dan nifas saja, tetapi juga ada faktor luar, salah satunya karena rendahnya pengetahuan ibu dalam usaha pemeliharaan kesehatannya selama proses kehamilan, persalinan dan nifas. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah melaporkan jumlah kematian ibu pada tahun 2017 sebesar 45 kasus. Jumlah kematian terbanyak yaitu pada masa ibu bersalin dan penyebab kematian terbanyaknya yaitu akibat komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan persalinan yang sulit. AKB Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 dilaporkan sebesar 25/1000 kelahiran hidup. Hal ini sedikit lebih tinggi dari target yang ingin dicapai sesuai MDGs ke-4 pada tahun 2015, yaitu AKB turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2018). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas pada tahun 2016 angka kematian ibu sebanyak 7 kasus atau 128/100.000 KH. Angka kematian ibu tahun 2016 berhasil diturunkan hingga 57% dibanding dengan periode yang sama ditahun 2015 sebanyak 13 orang atau 225/100.000KH. Sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 147/100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 10 orang. Pencapaian ini memang masih fluktuatif namun dengan program dan kegiatan yang terus berpihak pada keselamatan ibu melahirkan diharapkan pada tahun-tahun mendatang angka kematian ibu terus dapat diturunkan (Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas 2016). Menurut data PWS KIA di Puskesmas Mandomai tahun 2017, jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 422 jiwa, sasaran bayi berjumlah 422 jiwa, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan berjumlah 379 orang, dan yang ditolong oleh tenaga non-kesehatan sebanyak 15 orang. Cakupan K1 berjumlah 399 ibu hamil (94,55%), dan K4 berjumlah 374 (88,63%) dari target 95%. Cakupan pelayanan nifas sebanyak 379 orang, resiko tinggi ditolong oleh tenaga kesehatan berjumlah 66 orang, resiko tinggi masyarakat berjumlah 13 orang. Cakupan KN1 379 orang dan cakupan KN lengkap 376 orang (Puskesmas Mandomai 2017). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik melaksanakan dan memberikan asuhan berkesinambungan pada Ny. Y karena anak pertama ibu lahir di non faskes dan di tolong oleh dukun.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Noordiati, Noordiati
Depositing User: Riyanti
Date Deposited: 27 May 2020 03:34
Last Modified: 27 May 2020 03:34
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/223

Actions (login required)

View Item View Item