Arbatina, Arbatina (2019) Asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny B. di puskesmas Baamang I kabupaten Kotawaringin Timur. Laporan Tugas Akhir, PRODI DIII KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.
Text
LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA) a.n. ARBATINA-min-min_compressed (1)_compressed.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Angka Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia diperkirakan 203/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal turun 37% antara tahun 1990 dan tahun 2016 yaitu dari 36/1.000 kelahiran hidup menjadi 19/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 akan tetapi mengalami peningkatan menjadi 24/1000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Anak dan Ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat dapat dulihat dari beberapa hal antara lain angka kematian, angka kesakitan dan status gizi (WHO, 2017; BKKBN, BPS, Kemenkes dan USAID, 2018). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu salah satu determinan layanan kesehatan dan menjadi dasar pengembangan kebijakan layanan kesehatan. elayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan ibu menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan nasional maupun global. (Kemenkes RI, 2017; BKKBN, BPS, Kemenkes dan USAID, 2018). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan 2017 menunjukkan angka kematian bayi dan ibu saat melahirkan mengalami penurunan sejak 2015 hingga pertengahan tahun 2017, jumlah kasus kematian bayi turun dari 33.278 kasus pada 2015 menjadi 32.007 kasus pada 2016 menjadi 24.000 kasus pada tahun 2017. Demikian pula dengan angka kematian ibu saat melahirkan turun dari 4.999 kasus pada 2015 menjadi 4.912 kasus pada 2016. Sementara hingga tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat proses persalinan (Kemenkes RI, 2017). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007, angka kematian ibu (AKI) adalah 228/100.000 kelahiran hidup tetapi rasio tersebut meningkat menurut SDKI 2012 yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar persalinan ditingkat desa terjadi dirumah (44%) dimana 78% terjadi di rumah sendiri dan rumah bidan, sementara hanya 67% dari persalinan ditolong oleh petugas kesehatan yang terampil yang terdiri dari bidan (72%) dan dokter (3%). Pendekatan pelayanan berbasis masyarakat merupakan jalan keluar terhadap masalah akses dan ketersediaan pelayanan serta kompetensi petugas akan sangat menentukan jaminan pelayanan yang berkualitas, aman, efektif dan efisien (Kemenkes RI, 2017). Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal, namun memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang abnormal. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 Kelahiran Hidup dan target global SDGs (Sustainable Development Goals) adalah pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian Balita 25 per 1.000 kelahiran hidup. Mengacu dari kondisi saat ini potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI dan AKB adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya (Kemenkes RI, 2017). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 97 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan (selanjutnya disebut antenatal care atau ANC) yang komprehensif dan berkualitas, guna mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat (Kementerian Kesehatan, 2014). Pemerintah merekomendasikan minimal 4 (empat) kali pemeriksaan selama masa kehamilan, yaitu minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama, minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua, dan minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (Kementerian Kesehatan, 2014). Indikator utama pelayanan kesehatan ibu dalam upaya menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir mencakup: pemeriksaan kehamilan; persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan; dan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019 salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat dengan target salah satu indikatornya, yaitu AKI pada tahun 2019 turun menjadi 306/100.000 kelahiran hidup (BKKBN, BPS, Kemenkes dan USAID, 2018). Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta pelayanan keluarga berencana (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi, 2017). Upaya kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah telah diarahkan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan yang makin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data dari SDKI 2012, Angka kematian ibu di provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 356 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Kalteng, 2017). Masalah Kesehatan ibu dan anak di kabupaten kotawaringin timur dapat dilihat dari bagaimana kesehatan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Gambaran kesehatan kehamilan dapat dilihat dari cakupan kunjungan K4 kehamilan yang bermasalah 74,5% berada dibawah angka kunjungan kehamilan provinsi 79,0%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan juga rendah 73,6% dibandingkan cakupan provinsi 78,35%. Jumlah kematian maternal tertinggi juga dari Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 19 kasus, diikuti oleh kotawaringin barat 11 kasus dan kabupaten Kapuas serta seruyan masing-masing 7 kasus. (Dinkes Provinsi Kalteng, 2017). Pratami (2014) menyampaikan bahwa salah satu cara untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau Continuity of Care. Continuity of Care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan tenaga professional kesehatan, pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai 6 minggu pertama setelah melahirkan. Angka cakupan pelayanan antenatal tahun 2017 dengan sasaran 827 orang ibu hamil terdapat 797 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan K1 (91%) dan kunjungan K4 791 orang ibu hamil (90%). Angka cakupan persalinan ada sebanyak 800 orang ibu bersalin, dengan jumlah 692 orang (87%) yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Angka cakupa nifas sebanyak 790 orang ibu nifas, dengan cakupan kunjungan nifas KF1 698 (88%), KF2 669 (85%) dan KF3 661(84%). Angka cakupan pelayanan kesehatan bayi terdapat sasaran 753 bayi dengan cakupan kunjungan bayi adalah 668 orang (88,7%). (Puskesmas Baamang I, 2018). Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengambil laporan kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. BN di Puskesmas Baamang I Kabupaten Kotawaringin Timur”.
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Arisani, Greiny |
Depositing User: | Riyanti |
Date Deposited: | 29 May 2020 21:59 |
Last Modified: | 29 May 2020 21:59 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/242 |
Actions (login required)
View Item |