Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. N di puskesmas Timpah kabupaten Kapuas

Ratna, Ratna (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. N di puskesmas Timpah kabupaten Kapuas. Laporan Tugas Akhir, PRODI DIII KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
LTA RATNA-min_compressed.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan azas perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian serta adil dan merata dengan mengutamakan aspek manfaat utamanya bagi kelompok rentan seperti ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga tidak mampu (Kemenkes, RI. 2010) Sesuai dengan filosofi kebidanan, kehamilan, bersalin dan nifas merupakan suatu keadaan yang normal dan fisiologis, namun tidak dapat dipungkiri jika dalam proses tersebut akan muncul keadaan yang dapat mengancam keselamatan jiwa bahkan menyebabkan kematian pada ibu, janin dan bayi. Pembangunan yang bijak bagi masyakarat adalah pembangunan yang berkelanjutan. Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan berkelanjutan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan, mengrangi kematian anak, dan meningkatkan kesehatan maternal (Ishatono, 2016) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat dari hasil SDKI 2007 dimana AKI 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013) Di Kalimantan Tengah, pada tahun 2016 jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 74 kasus, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 80 kasus dengan penyebab terbanyak akibat komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit (Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah, 2017). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas pada tahun 2013, angka kematian ibu ditemukan sebanyak 150 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2014 terjadi penurunan sebanyak 147 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi pada tahun 2014 di kabupaten kapuas sebesar 0,1 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini sudah melampaui target MDGs ke-4 pada tahun 2015 dimana angka kematian bayi mencapai 17/1.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, 2014). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 kematian bayi mengalami peningkatan cukup besar dari tahun 2007 yaitu 49 per 1000 kelahiran hidup. Menurut Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup, dengan penyebab kematian bayi salah satunya disebabkan oleh BBLR (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan jumlah kasus kematian bayi di Kalimantan Tengah pada tahun 2015 jumlah total kematian bayi sebanyak 407 kasus kematian, sedangkan pada tahun 2016 mengalami sedikit penurunan menjadi 392 kasus kematian bayi (Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah, 2017). Sedangkan AKB kabupaten Kapuas pada tahun 2017 adalah 51 kasus (Dinkes Kota Palangka Raya, 2016). Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (55%), lain-lain (15%), gangguan sistem perdarahan (13%), hipertensi dalam kehamilan (13%), infeksi (5%), dan gangguan metabolic (1%). Sedangkan faktor pemicu kematian bayi antara lain BBLR, Asfiksia, Sepsis, Lahir mati (IUFD), Prematur, serta infeksi neonatorum (Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah 2015). Dari beberapa keterangan di atas kita dapat mengetahui penyebab AKI dan AKB masih tinggi bukan hanya disebabkan faktor dari dalam saat dalam proses kehamilan, persalinan dan nifas saja, tetapi juga ada faktor luar, salah satunya karena rendahnya pengetahuan ibu dalam usaha pemeliharaan kesehatannya selama proses kehamilan, persalinan dan nifas Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi masih menjadi prioritas utama dalam Pembangunan Nasional bidang kesehatan, berupa pelayanan kesehatan pada ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi, pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Setiap ibu hamil diharapkan dapat menjalankan kehamilannya dengan sehat, bersalin dengan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus dapat dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan sesuai standar, termasuk deteksi kemungkinan adanya masalah/penyakit yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janinnya (Kemenkes, RI. 2010) Bidan sebagai tenaga terdepan pembangunan nasional memiliki posisi yang strategis dalam upaya mencegah angka kematian ibu dengan serangkaian kegiatan yang efektif dan berkesinambungan (Continuity of Care). Asuhan kebidanan komprehensif menunjuk pada asuhan yang berkesinambungan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin dan nifas, tanpa ada ikatan yang terputus yang meliputi tindakan promotif, preventif, curative dan rehabilitative. Pelayanan Ante Natal yang berkualitas serta konseling dan pemantauan secara dini dan konsisten untuk mendeteksi adanya kemungkinan komplikasi, persalinan yang aman dan nyaman, serta pemantauan masa nifas yang dilakukan dibawah payung standar kebidanan dan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan merupakan solusi yang tepat guna mencegah terjadinya komplikasi bahkan kematian melalui pengambilan keputusan dan tindakan secara cepatdan tepat (Kemenkes, RI. 2015). Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan AKI dan AKB sebesar 25%. Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Komprehensip (PONEK), 300 Puskesmas/Balkesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar (PONED) dan memperkuat sistem rujukan yangefisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. Dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019 salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat dengan target salah satu indikatornya, yaitu AKI pada tahun 2019 turun menjadi 306/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan profil Puskesmas Timpah pada tahun 2018 jumlah ibu hamil di puskesmas Timpah adalah 68 orang dan jumlah ibu bersalin ada 62 orang. Persalinan yang di tolong oleh nakes ada 60 orang dan di tolong non nakes ada 9 orang. Jumlah bayi ada 62 orang, laki-laki 32 orang dan perempuan ada 28 orang (Puskesmas Timpah, 2018). Ny. N adalah salah satu klien yang berkunjung di puskesmas Timpah dengan riwayat kehamilan normal dan Ny. N bersedia untuk di ajak bekerja sama untuk di jadi pasien dalam menulisan Laporan Tugas Akhir ini.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Riyanti, Riyanti
Depositing User: Riyanti
Date Deposited: 29 May 2020 22:21
Last Modified: 29 May 2020 22:21
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/249

Actions (login required)

View Item View Item