Wahyuni, Luluk Sri (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. H di Puskesmas Sebabi Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.
Text
LTA Lengkap luluk-min_compressed.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun 2030 adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan, AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan SDG’s masih membutuhkan komitmen dan usaha keras terus menerus (Kemenkes, 2015). Penyebab kematian ibu adalah faktor terbanyak akibat komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit. Disamping itu penyebab lain seperti tekanan darah tinggi, infeksi, pre-eklamsi berat atau eklamsi, emboli air ketuban, penyakit jantung, dan tuberculosis serta penyakit penyerta lainnya (Kemenkes, 2013). Upaya penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas seperti pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta pelayanan keluarga berencana (Kemenkes RI, 2015).Kemenkes RI menetapkan target 90% persalinan ditolong oleh tenaga medis, kematian pada maternal dan perinatal di Indonesia berdasarkan tujuan SDG’s tahun 2030 yaitu antara lain mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 KH (kelahiran hidup), serta menurunkan jumlah AKB setidaknya hingga 12 per 1000 KH (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Kemudian jika mengacu pada hasil Survei Penduduk antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 angka kematian ibu berada pada angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika dibandingkan dengan negara tetangga (SDKI,2012). Jumlah kasus kematian ibu maternal yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada Tahun 2016 sebanyak 74 kasus lebih sedikit dari jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 sebanyak 80 kasus. Jumlah kematian terbanyak pada masa ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat komplikasi persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit (Dinkes Kalteng, 2016) Jumlah kematian ibu maternal tertinggi di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 19 kasus, diikuti oleh Kotawaringin Barat sebanyak 11 kasus dan Kabupaten Kapuas serta Seruyan masing-masing 7 kasus. Jumlah kasus kematian ibu maternal pada setiap kabupaten kota masih belum bisa menggambarkan permasalahan tentang kesehatan ibu pada suatu wilayah (Dinkes Kalteng, 2017). Hingga saat ini AKI di daerah Kalimantan Tengah pada tahun 2017 sebanyak 100/100.000 KH, serta AKI pada tahun 2018 meningkat menjadi 151/100.000 KH (Dinkes Kalteng, 2019). Jumlah kematian ibu di Kotawaringin Timur pada tahun 2011 sebanyak 169 kasus, tahun 2012 naik menjadi 243 kasus, tahun 2013 turun menjadi 178 kasus dan tahun 2014 menjadi 170 kasus angka kematian ibu. Sedangkan jumlah kematian bayi di Kotawaringin Timur pada tahun 2011 sebanyak 13 kasus, 2012 meningkat menjadi 16 kasus, 2013 turun menjadi 13 kasus dan tahun 2014 menjadi 9 kasus (Dinkes Kotim, 2015). Sangat sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah atau tidak, dan sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah atau tidak selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan pemeriksaan kehamilan/antenatal care (ANC) yang dilakukan secara teratur dan rutin merupakan cara yang paling tepat dan penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, keamanan ini juga ditentukan oleh penolong terutama bidan dalam memberikan pelayanan kehamilan, persalinan normal, asuhan pada ibu nifas, asuhan pada bayi baru lahir. Ibu hamil sebaiknya mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal care. Pelayanan ANC terpadu saat ini sudah sangat diperhatikan oleh berbagai aspek, seperti penerapan program 10 T mulai diterapkan pada pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes, 2017). Puskesmas Sebabi seiring dengan berjalannya waktu dan organisasi yang berkembang telah menyediakan berbagai pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya masalah kesehatan. Selain itu juga Puskesmas Sebabi juga telah menyediakan persalinan 24 jam atau jampersal, sehingga memudahkan akses kesehatan masyarakat dalam proses persalinan. Dari data yang diperoleh rekapitulasi laporan, jumlah persalinan menunjukkan selama tahun 2018 terdapat 101 persalinan yang dilakukan di Puskesmas Sebabi (Profil Puskesmas Sebabi, 2018). Penulis mengambil asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny H dikarenakan pada saat usia kehamilan 28 minggu, pasien melakukan cek darah dengan hasil Hb 10,8 gr %. Asuhan yang berkualitas dan berfokus pada asuhan sayang ibu merupakan tanggung jawab bidan dalam mengatasi dan memberikan antisipasi tindakan segera untuk mencegah terjadinya anemia selama kehamilan yang disebabkan oleh perubahan fisiologis kehamilan.
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Hatini, Erina Eka |
Depositing User: | Riyanti |
Date Deposited: | 30 May 2020 01:46 |
Last Modified: | 15 Dec 2022 04:54 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/255 |
Actions (login required)
View Item |