Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.Y di bidan praktik mandiri “AM” kota Palangka Raya

Rusmaladiati, Rusmaladiati (2017) Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.Y di bidan praktik mandiri “AM” kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (698kB)

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau dalam masa kehamilan atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) (Nova, 2012). Menurut laporan WHO tahun 2014 AKI di dunia yaitu 289.000 jiwa. Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Di Indonesia, AKI masih tinggi. Angka kematian ini berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara target AKI ditahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKI sebesar 359 ini, 82 persennya terjadi pada persalinan ibu berusia muda, 14-20 tahun, juga terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun. Demikian juga terlalu rapat atau jeda waktu melahirkan tidak sampai tiga tahun batas minimal punya anak lagi (BKKBN,2013). Di Kalimantan Tengah AKI dalam beberapa tahun terakhir mengalami sedikit fluktuasi. Untuk jumlah kasus AKI yang dilaporkan pada tahun 2013 sebesar 75 kasus. Pada tahun 2014 AKI tersebut meningkat menjadi 101 kasus. Kemudian pada tahun 2015 AKI mengalami penurunan sebanyak 80 kasus. Adapun rincian penyebab langsung kematian ibu di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebagai berikut: 44 kasus (55%) perdarahan, 10 kasus (33%) 1 2 gangguan sistem peredaran darah (jantung,stroke), 9 kasus (13%) hipertensi kehamilan, 4 kasus (5%) infeksi, 1 kasus (1%) gangguan metabolik dan lain-lain 12 kasus (15%) (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2016) Pada tingkat kota, AKI di Kota Palangka Raya terus mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya. Pada tahun 2012 dilaporkan AKI di Kota Palangka Raya mencapai 19,1 per 100.000 kelahiran hidup, 53,9 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 dan angka ini mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 72,6 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2015). Begitu pula Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2015 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2007, AK sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 turun menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Kemudian, Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2016). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKB di Kalimantan Tengah 49 per 1000 kelahiran hidup. Masih tingginya angka kematian neonatal, bayi terkait akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh hambatan-hambatan geografi dan faktor ketidaktahuan, perilaku pencarian pertolongan serta distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan yang tidak merata (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015). Sedikit berbeda angka kematian tingkat provinsi, AKB di Palangka Raya pada tahun 2012 tercatat 10,1 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2013 naik menjadi 13,3 per 1.000 kelahiran hidup. Dan turun pada tahun 2014 menjadi 11,1 per 1.000 kelahiran hidup. Dengan penyebab kematian antara lain Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), asfiksia berat, sepsis, dan anemia (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015). 3 Masih tingginya AKI dan AKB juga dipengaruhi dan didorong berbagai faktor yang mendasari timbulnya risiko maternal dan neonatal, yaitu faktorfaktor penyakit, masalah gizi dari wanita usia subur (WUS) serta faktor 4 T (terlalu muda dan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak kehamilan/persalinan dan terlalu banyak hamil dan melahirkan). Kondisi tersebut di atas lebih di perparah lagi oleh adanya keterlambatan penanganan kasus emergensi/komplikasi maternal dan neonatal akibat oleh kondisi 3 T (terlambat), yaitu: 1) Terlambat mengambil keputusan merujuk, 2) Terlambat mengakses fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat, dan 3) Terlambat memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan yang tepat/ kompeten (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Melihat permasalahan yang terjadi dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB maka diperlukan upaya yang lebih keras dan dukungan komitmen dari seluruh stakeholder baik pusat maupun daerah. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan untuk mempercepat penurunan angka AKI dan AKB melalui penanganan obstetric dan neonatal emergensi/ komplikasi di tingkat pelayanan dasar adalah melalui upaya melaksanakan puskesmas mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan indicator proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan) dalam penurunan AKI dan AKB adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Kementerian Kesehatan RI, 2013). 4 Untuk dapat memberikan kesehatan maternal dan perinatal yang berkualitas dibutuhkan tersedianya tenaga kesehatan yang terampil serta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang memadai. Bidan sebagai salah satu pemberi pelayanan kebidanan pada lini terdepan berkewajiban mengupayakan perbaikan status kesehatan dan kualitas hidup melalui pelayanan kesehatan maternal dan perinatal yang efektif pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan perawatan bayi (Prawirohardjo,2010). Pada Bidan Praktik Mandiri “AM” rata-rata setiap bulannya ada 15 orang ibu hamil, 5 orang ibu bersalin, 20 orang KB dan imunisasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan baik ibu maupun bayi dan balita. Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. Y di BPM “AM” dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Legawati, Legawati and Meyasa, Lola and Jumrah, Jumrah
Depositing User: Dian Dwi Pratiwi
Date Deposited: 02 Jun 2020 02:32
Last Modified: 02 Dec 2022 09:22
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/266

Actions (login required)

View Item View Item