Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny ”S” di praktik mandiri bidan “E” kota Palangka Raya

Mutiah, Siti (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny ”S” di praktik mandiri bidan “E” kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
LTA SITI MUTIAH.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Asuhan kebidanan secara berkesinambungan merupakan asuhan yang diberikan kepada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir atau neonatus, serta pemilihan metode kontrasepsi atau Keluarga Berencana (KB) secara komprehensif sehingga mampu untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Tujuan utama Antenatal Care (ANC) adalah menurunkan atau mencegah kesakitan serta kematian maternal dan perinatal serta memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal, mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan, serta membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, serta logis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya komplikasi. (Dewi, vivian nanny lia & tri sunarsih, 2011). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan Ibu dan anak perlu mendapatkan perhatian karena ibu mengalami kehamilan dan persalinan yang mempunyai risiko terjadinya kematian (Misar Y, dkk, 2012). Berdasarkan Profil Kesehatan Kalimantan Tengah pada tahun 2017 jumlah kasus kematian ibu maternal secara umum mengalami sedikit penurunan jumlah kasus kematian, yaitu sebanyak 57 kasus lebih sedikit dari jumlah kasus kematian ibu tahun 2016 sebanyak 74 kasus. Untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) telah dilakukan berbagai upaya diantaranya meningkatkan kesehatan ibu dimasyarakat dengan : (1) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi; (2) Kelas ibu hamil; (3) Program kemitraan bidan dan dukun serta (4) Rumah tunggu kelahiran. Disamping itu juga dengan meningkatkan kesehatan ibu di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan : (1) Pelayanan Antenatal terpadu ( HIV-AIDS, TB dan Malaria, Gizi dan Penyakit tidak menular ); (2) Pelayanan KB berkualitas dan berkesinambungan; (3) Pertolongan persalinan, nifas dan KB oleh tenaga kesehatan. (Dinkes 2017) Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil Kunjungan lengkap (K4) pada tahun 2017 di provinsi Kalimantan Tengah telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan sebesar 76%. Dimana jumlah capaian K4 83,88%, akan tetapi jumlah capaian cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil kunjungan lengkap (K4) pada tahun 2015 berjumlah 87,48% yang berarti menurun sebanyak 3,60 % (Kemenkes RI, 2015 dan 2017). Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui pemberian pelayanan antenatal minimum 4 kali selama masa kehamilan yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu). Minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-28 minggu). Minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 28 minggu –lahir). Pelayanan tersebut diberikan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi sebanyak 90 tablet (Fe) (Kemenkes RI, 2015). Begitu juga dengan presentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 mencapai 85,75% dari target rencana strategis 72% dan menunjukkan kecenderungan penurunan pada tahun 2017 yang hanya mencapai 47,40%, ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara nasional, indikator tersebut tidak memenuhi target Rencana Strategis yang mencapai 79% ( Kemenkes RI, 2015 dan 2017). Pelayanan kesehatan yang di berikan pada ibu bersalin yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpoG), dokter umum dan bidan). (Kemenkes RI, 2013). Kunjungan masa nifas 3 (KF3) di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 mengalami peningkatan 79,47% dengan capaian target rencana strategis 87,6% dan pada tahun 2017 Kunjungan masa nifas 3 (KF3) mengalami penurunan menjadi 76,75% dari capaian target rencana strategis 87,36% (Kemenkes RI, 2015 dan 2017). Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kalisesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. (Kemenkes RI.2015). Berdasarkan Profil Kesehatan Kalimantan Tengah pada tahun 2017 menunjukkan penurunan angka kematian bayi yaitu sebanyak 24 bayi lebih rendah dari tahun 2015 yang berjumlah 25 kasus. Menunjukan sudah semakin baiknya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; Semakin mudahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak; Peningkatan pengetahuan serta perilaku ibu hamil, keluarga, serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat. (Dinkes 2017) Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi antara lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi bila belum diberikan. (Kemenkes RI, 2017) Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN 1) pada tahun 2017 di provinsi Kalimantan Tengah 83,71% dengan capaian target rencana strategis 92,62% meningkat dari 81% di tahun 2015 dengan capaian target rencana strategis 75% . (Kemenkes RI, 2015 dan 2017). Pelayanan kesehatan neonatus dengan melakukan kunjungan nenonatus (KN) lengkap yaitu KN 1 kali pada usia 0 jam-48 jam, KN 2 pada hari ke 3 -7 hari dan KN 3 pada hari ke 8-28 (Kemenkes RI, 2013). Upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi ialah mendorong program KB, melakukan asuhan antenatal terfokus, pencegahan abortus tidak aman, pertolongan persalinan oleh tenaga terampil, rujukan dini tepat waktu kasus gawat darurat obstetri dan pertolongan segera adekuat kasus gawat darurat obstetri di rumah sakit rujukan. Penolong yang terampil pada saat sebelum, selama dan sesudah persalinan telah terbukti mempunyai peran dalam menurunkan kematian ibu (Maisuri T.C 2016). Bidan adalah salah satu pemberi pelayanan kebidanan pada lini terdepan yang berkewajiban mengupayakan perbaikan status kesehatan dan kualitas hidup melalui pelayanan kesehatan maternal dan perinatal yang efektif pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan perawatan bayi (Prawirohardjo,2010). Asuhan kebidanan berkesinambungan adalah asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan (dan tim nya) kepada perempuan sepanjang keseluruhan pengalaman persalinannya. Asuhan ini menitikberatkan pada hubungan satu-satu, antara pasien dan pemberi asuhan, dengan harapan dapat terbangun “partnership” yang baik dengan pasien, sehingga terbina hubungan saling percaya. Upaya tersebut dapat dimulai dari kehamilan dan seterusnya (bersalin dan postpartum, serta masa menyusui), yang juga merupakan waktu yang paling tepat untuk bidan bekerja bersama setiap perempuan untuk mendiskusikan harapannya dan ketakutannya akan proses kelahiran dan proses menjadi ibu, serta membangun kepercayaan dirinya. (Guilliland&Pairman, 2010) Asuhan antenatal yang kurang optimal dapat menimbulkan dampak atau komplikasi pada Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana sehingga sangat penting untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga kesehatan, karena dengan begitu perkembangan kondisi setiap saat akan terpantau dengan baik (Marmi, 2011). Praktek Mandiri Bidan Endang Sumarni, Amd.Keb adalah salah satu praktek mandiri bidan yang berada di Kota Palangka Raya. Melakukan dan memberikan pelayanan yang cukup baik seperti Pemeriksaan Kehamilan, Pertolongan Persalinan, Bayi, Balita, Dan Keluarga Berencana (Endang, 2018). Berdasarkan dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir pada Ny. S di Praktek Mandiri Bidan Endang Sumarni, Amd.Keb di Kota Palangka Raya dengan pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Oktaviani, Oktaviani and Hayati, Erni
Depositing User: Natalia
Date Deposited: 02 Jun 2020 05:48
Last Modified: 09 Dec 2022 08:52
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/273

Actions (login required)

View Item View Item