Pradipta, Amalia (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny A di praktik mandiri bidan Hj. SS dan RSUD dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.
Text
LTA Amalia Pradipta.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Abstract
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan.Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Kasus kematian Ibu meliputi kematian ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 KH (kelahiran hidup). Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 KH (kelahiran hidup). Target global SDGs (Sustainable Development Goals) adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH (kelahiran hidup). Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan data dari Kemenkes Kesehatan tahun 2017 menunjukan jumlah kematian bayi dan ibu saat melahirkan mengalami penurunan sejak 2015 hingga pertengahan tahun 2017, jumlah kasus kematian bayi turun dari 33.278 kasus pada 2015 menjadi 32.007 kasus pada 2016. Sementara hingga pertengahan tahun 2017 tercatat sebanyak 1029 kasus kematian bayi. Demikan pula dengan jumlah kematian ibu saat melahirkan turun dari 4.999 kasus pada 2015 menjadi 4.912 pada tahun 2016. Sementara hingga pertengahan tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat proses persalinan (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Menurut data Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016 jumlah kasus kematian maternal secara umum mengalami sedikit penurunan. Jumlah kasus kematian pada tahun 2015 mencapai 80 kasus dan pada tahun 2016 turun menjadi 74 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kal- Teng, 2017) Menurut Kementrian Kesehatan tahun 2016 penyebab kematian pada bayi baru lahir utamanya adalah bayi yang berusia 0-28 hari, umumnya kematian bayi baru lahir terkait dengan proses kehamilan dan persalinan. Penyebab kematian bayi tertinggi adalah berat lahir rendah dan menjadi masalah hampir di semua wilayah di Indonesia, hal ini terjadi karena hamil di bawah usia 20 tahun. Hamil dan bersalin di bawah usia 20 tahun sangat berisiko karena di usia ini rahim belum siap jadikan tempat tinggal janin dan menjalani persalinan. Sehingga bisa menyebabkan komplikasi. Penyebab lain kematian bayi baru lahir adalah sesak nafas dan infeksi (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Dalam rangka upaya percepatan penurunan AKI maka pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Komprehensip (PONEK), 300 Puskesmas/Balkesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar (PONED) dan memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. Dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019 salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat dengan target salah satu indikatornya, yaitu AKI pada tahun 2019 turun menjadi 306/100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Selama tahun 2006 sampai tahun 2017 cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung meningkat. Jika dibandingkan dengan target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2017 yang sebesar 76%, capaian tahun 2017 telah mencapai target tahun tersebut walau pun masih terdapat 11 provinsi yang belum mencapai target (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi ialah mendorong program KB, melakukan asuhan antenatal terfokus, pencegahan abortus tidak aman, pertolongan persalinan oleh tenaga terampil, rujukan dini tepat waktu kasus gawat darurat obstetri dan pertolongan segera adekuat kasus gawat darurat obstetri di rumah sakit rujukan. Penolong yang terampil pada saat sebelum, selama dan sesudah persalinan telah terbukti mempunyai peran dalam menurunkan kematian ibu (Maisuri T.C 2016). Menurut Kementrian Kesehatan Tahun 2016 penyebab kematian pada bayi baru lahir utamanya adalah bayi yang berusia 0-28 hari, umumnya kematian bayi baru lahir terkait dengan proses kehamilan dan persalinan tertinggi adalah karena berat lahir rendah dan yang menjadi masalah hampir di semua wilayah di Indonesia adalah karena hamil di bawah usia 20 tahun. Hamil dan bersalin di bawah usia 20 tahun sangat berisiko karena di usia ini rahim belum siap jadikan tempat tinggal janin dan menjalani persalinan. Sehingga bisa menyebabkan komplikasi. Penyebab lain kematian bayi baru lahir adalah sesak nafas dan infeksi (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Indikator keberhasilan antenatal yang berkesinambungan dapat dilihat dari cakupan kunjungan K1 dan K4 di PMB “Hj.SS” Menurut data yang penulis dapatkan di Praktik Mandiri Bidan (PMB) “Hj.SS” pada tahun 2018 data kunjungan ibu hamil K1 berjumlah 444, sedangkan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai syarat K4 berjumlah 83 ibu hamil dalam tahun 2018. Data ibu bersalin adalah sebanyak 88 ibu bersalin pada tahun 2018.(PMB Hj. SS, 2018). Ny.A merupakan salah satu klien di PMB Hj. SS dengan kehamilan pertama dan belum memiliki pengalaman tentang perawatan masa kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik membuat studi kasus untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada Ny.A di praktek mandiri bidan Hj. S S dan RSUD dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya” .
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Riyanti, Riyanti and Jumrah, Jumrah |
Depositing User: | Natalia |
Date Deposited: | 02 Jun 2020 22:28 |
Last Modified: | 02 Dec 2022 09:29 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/285 |
Actions (login required)
View Item |