Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny U di praktik mandiri bidan “H” kota Palangka Raya

Natalia, Natalia (2019) Laporan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny U di praktik mandiri bidan “H” kota Palangka Raya. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

[img] Text
LTA Natalia.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal, namun memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang abnormal. Derajat kesehatan masyarakat dapat dinilai dan dilihat dari beberapa indikator. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kedua indikator tersebut juga digunakan sebagai tolak ukur berhasilnya pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah. Dalam 25 tahun terakhir angka kematian ibu di 171 dari 183 negara turun 37,89% terhitung dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 1990 angka kematian ibu 380 per 100.000 kelahiran hidup, 25 tahun kemudian tepatnya pada tahun 2015 angka tersebut turun sebanyak 37,89% menjadi 216 per 100.000 kelahiran hidup. Dikemukakan oleh World Health Organization (WHO), hal ini disebabkan oleh menurunnya hampir 50% ibu yang hamil di tahun 2015 dibandingkan 25 tahun yang lalu (WHO, 2015). Selaras dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dunia, Angka Kematian Bayi (AKB) dunia pun mengalami penurunan. Pada tahun 1990 Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 39 per 1.000 kelahiran hidup, 25 tahun kemudian, tepatnya tahun 2015 angka kematian bayi di dunia turun sampai dengan 51,28% menjadi 19 per 1.000 kelahiran hidup (UNICEF, 2015). Mengacu pada target kesepakatan global, Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yang dipublikasikan oleh WHO, relatif masih banyak target MDGs yang belum terpenuhi, khususnya bidang kesehatan. Oleh karena itu Sustainable Development Goals (SDGs) pun dicetuskan pada September 2015 untuk meneruskan, memantapkan tujuan sekaligus menindaklanjuti target yang belum tercapai. SDGs tepatnya pada Goal ketiga: “Kesehatan yang Baik”, memiliki target pada tahun 2030 untuk menurunkan angka kematian ibu hingga 70/100.000 kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian bayi baru lahir (nenonatal) pada tahun 2030 menjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup (Direktorat Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian ibu mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) kembali menunjukkan penurunan pada tahun 2015 menjadi 305 per 100.000 (Kemenkes RI, 2016). Di Indonesia, angka kematian bayi dari tahun 2007 sampai 2015 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2007, angka kematian bayi sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 turun menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Kemudian, Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, 2016). Beberapa terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia telah dilakukan, salah satunya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program tersebut menitikberatkan kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat dalam melakukan upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil, serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK) (Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, 2016). Di Provinsi Kalimantan Tengah sendiri jumlah kasus kematian ibu dalam beberapa tahun terakhir mengalami sedikit fluktuasi. Tahun 2015 jumlah kasus kematian ibu mengalami penurunan yaitu sebanyak 80 kasus. Adapun rincian penyebab langsung kematian ibu di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebagai berikut : 44 kasus (55%) perdarahan, gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke) 10 kasus (13%), hipertensi dalam kehamilan 9 kasus (13 %), infeksi 4 kasus (5 %), gangguan metabolik 1 kasus (1%) dan lain-lain 12 kasus (15%) (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2016). Pada tahun 2016, jumlah kasus kematian ibu di Kalimantan Tengah sebanyak 74 kasus. Dan pada tahun 2017, jumlah kasus kematian ibu di Kalimantan Tengah sebanyak 54 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, 2017). Jumlah kasus kematian bayi di Provinsi Kalimantan Tengah dalam beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi. Jumlah kasus kematian bayi pada tahun 2015 menjadi 407 kasus. (Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, 2016). Pada tahun 2016, jumlah kasus kematian bayi menurun menjadi 392 kasus. Pada tahun 2017, jumlah kasus kematian bayi menurun menjadi 368 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, 2017). Di kota Palangkaraya, jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2017 sebanyak 20 kasus kematian ibu. Sedangkan jumlah kasus kematian bayi tahun 2017 di kota Palangkaraya sebanyak 7 kasus. Penyebab kematian antar lain adalah : asphyxia berat berjumlah 6 neonatus (86%) dan tetanus neonatorum berjumlah 1 bayi (14%) (Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, 2017). Di Kalimantan Tengah, pemerintah mencanangkan beberapa program yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat waktu oleh masyarakat yang membutuhkan (Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, 2016). Selain itu, untuk dapat memberikan kesehatan maternal dan perinatal yang berkualitas dibutuhkan tersedianya tenaga kesehtan yang terampil serta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang memadai. Bidan sebagai salah satu pemberi pelayanan kebidanan berkewajiban mengupayakan perbaikan status kesehatan dan kualitas hidup melalui pelayanan kesehatan maternal dan perinatal yang efektif pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan perawatan bayi (Prawirohardjo, 2010). Oleh karena itu, mahasiswa ikut berperan serta dalam upaya menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dan bayi, salah satunya dengan magang/praktik di PMB atau klinik bidan guna melatih kemampuan dalam melatih kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas dimasa kini dan masa yang akan datang (Saifuddin, 2010). Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik membuat laporan ilmiah untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “.Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny U di Praktik Mandiri Bidan H Kota Palangkaraya”.

Item Type: Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir)
Subjects: 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery
Divisions: Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan
Supervisor: Arisani, Greiny and Saudah, Siti
Depositing User: Natalia
Date Deposited: 08 Jun 2020 03:20
Last Modified: 02 Dec 2022 09:18
URI: http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/295

Actions (login required)

View Item View Item