Oktetya, Christintya (2017) Asuhan kebidanan komprehensif pada ny. j di Bpm S. Kota Palangka Raya tahun 2017. Laporan Tugas Akhir, PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.
Text
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY pdf-dikonversi.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable development Goals (SDGs) yaitu merupakan kelanjutan atau pengganti dari Millenium Development Goals (MDGs) memiliki 17 tujuan dengan 169 capaian. Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara eslintas pemerintah pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. Dalam rangka pencapaian SDGs 2030 target AKI (Angka Kematian Ibu) kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB (Angka Kematian Bayi) setidaknya hingga 12/1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2015)
Angka Kematian Ibu (AKI) didefinisikan sebagai jumlah ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas setiap 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) didefisikan sebagai jumlah bayi yang usia kurang dari 1 tahun yang meninggal setiap 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya,2015)
WHO (World Health Organization), memperkirakan 126 wanita meninggal setiap harinya karena komplikasi pada kehamilan dan proses persalinan. Dalam tahun 2013 didapati total Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia berkisar 289.000 kasus. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 1990 yang berkisar 523.000 kasus, maka pada tahun 2013 AKI mengalami penurunan sekitar 45%. Sama halnya dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menurun dari tahun 1990, yaitu sekitar 63/1.000 kelahiran hidup, kemudian menjadi 34/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. (WHO, 2014).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup angka ini cukup besar jika dibandingkan dengan SDKI tahun 2007, yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Untuk Target SDGs (Sustainable Development Goals) ke-5 adalah menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya karena Target SDGs masih jauh jika di bandingkan AKI 2015 (Kementerian Kesehatan Repubik Indonesia, 2015)
Di Provinsi Kalimantan Tengah Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2014 terdapat 101 kasus AKI. Dimulai dari tahun 2012 sampai 2014 kasus kematian ibu mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya yaitu sebanyak 37,62%. Adapun rincian penyebab langsung kematian ibu di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 ialah: perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus lama, dan lain-lain (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2014)
Begitu pula ditingkat kota, AKI dikota Palangka Raya terus mengalami peningkatan. data Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya pada tahun 2014 AKI di Kota Palangka Raya mencapai 72,6 per 100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 yang mencapai 53,9 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2015)
Berbeda dengan AKI, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2015 mengalami penurunan. Pada tahun 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015)
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berbanding terbalik dengan jumlah kasus kematian bayi di Provinsi Kalimantan Tengah. Pada tahun 2012 berjumlah 158 kasus, jumlah ini kemudian meningkat pada tahun 2013 sebanyak 400 kasus. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian bayi sebanyak 477 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, 2014)
Sedikit berbeda dari kasus kematian tingkat provinsi, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya pada tahun 2012 tercatat 10,1 kasus per 1.000, pada tahun 2014 tercatat kelahiran hidup 11,1 per 1.000 kelahiran hidup, penyebab kematian antara lain akibat dari bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), asfiksia berat, sepsis, intra uterine fetal death (IUFD), prematur, RDS berat dan infeksi neonatal. Angka kematian bayi tersebut sedikit menurun dibandingkan pada tahun 2013 yaitu tercatat 13,3 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2015)
Untuk dapat menurunkan AKI dan AKB diperlukan suatu strategi yang handal dan peran serta segenap lapisan masyarakat. Salah satu fakta yang berlangsung dapat diupayakan adalah meningkatkan mutu pelayanan. Sarana kesehatan sebagai pusat perkembangan pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat perkembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu (Manuaba, 2010)
Sebagai upaya menurunkan AKI, pada tahun 2012 Kementrian Kesehatan meluncurkan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival). Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit Ponek dan 300 Puskesmas/Bakelmas PONED dan memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2015)
Peranan bidan dalam mengurangi AKI dan AKB sangat besar karena bidan yang berhubungan langsung dengan ibu terutama saat menolong persalinan, sehingga salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi serta mengurangi AKI dan AKB dengan cara peranan bidan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2013)
Bidan mempunyai 4 (empat) peranan penting dalam memberikan asuhan pada ibu dan bayi, yaitu bidan sebagai pelaksana, bidan sebagai pengelola, bidan sebagai pendidik dan bidan sebagai peneliti. Dengan peranan bidan inilah bidan diharapkan dapat membantu memberikan asuhan dengan cara mengidentifikasi masalah yang ada pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas, sehingga masalah-masalah yang timbul mendapatkan asuhan segera dan dapat dicegah untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
Oleh karena peranan bidan yang penting dalam memberikan asuhan selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas serta dikarenakan proses kehamilan hingga masa nifas merupakan suatu rangkaian yang saling berkaitan, penulis tertarik untuk mengambil kasus ini. Maka dari itu, diambilah kasus ini yang dilakukan secara komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. J di BPM S di Kota Palangka Raya Tahun 2017”.
Item Type: | Tugas Akhir Mahasiswa (Laporan Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1110 Nursing > 111011 Nursing Specialties > 11101114 Midwifery |
Divisions: | Jurusan Kebidanan > Program Studi Diploma III Kebidanan |
Supervisor: | Legawati, Legawati and Trisaba, Trisaba |
Depositing User: | Dian Dwi Pratiwi |
Date Deposited: | 01 Jun 2020 01:27 |
Last Modified: | 02 Dec 2022 09:09 |
URI: | http://repo.polkesraya.ac.id/id/eprint/341 |
Actions (login required)
View Item |