Determinan risiko anemia pada remaja putri kelas X di MAN kota Palangka Raya

Noviyanti, Ester (2024) Determinan risiko anemia pada remaja putri kelas X di MAN kota Palangka Raya. Skripsi, Program Study Sarjana Terapan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangkaraya.

Text Skripsi Ester Noviyanti, PO62242231008.RPL.pdf Download (4MB)

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2021, prevalensi anemia pada wanita usia produktif berkisar 29,9% diantaranya sekitar 40% terjadi pada remaja putri. Remaja putri (rematri) pada masa pubertas rentan menderita anemia oleh kurangnya asupan makanan sumber zat besi khususnya sumber pangan hewani (heme) dan pangan nabati (zat besi non heme) yang dibutuhkan untuk untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan yang pesat selama masa pubertas meningkatkan kebutuhan akan zat besi, Tujuan : mengetahui Determinan risiko anemia pada remaja putri kelas X di MAN Kota Palangka Raya. Metode: Rancangan penelitian digunakan adalah cross sectional, teknik pengambilan sampel adalah nonprobability sampling dengan jenis stratified random sampling. Besaran sampel yang pada penelitian ini sebanyak 142 sampel dan uji statistic yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil: distribusi frekuensi kejadian anemia pada remaja putri sebagian besar mengalami anemia yaitu 86 responden (60,6%) sedangkan yang tidak anemia sebanyak 56 responden (39,4%) dan faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada remaja yaitu kepatuhan konsumsi tablet Fe (p 0,000), perlaku diet (p 0,008), dan pola menstruasi (p 0,025). Kesimpulan: faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada remaja yaitu kepatuhan konsumsi tablet Fe, perlaku diet dan pola menstruasi

According to the World Health Organization (WHO) in 2021, the prevalence of anemia in women of productive age is around 29.9%, of which around 40% occurs in adolescent girls. Adolescent girls (rheumats) during puberty are susceptible to suffering from anemia due to a lack of intake of food sources of iron, especially animal food sources (heme) and plant foods (non-heme iron) which are needed to accelerate growth and development. Rapid growth during puberty increases the need for iron. Objective: to determine the determinants of anemia risk in class X teenage girls at MAN, Palangka Raya City. Method: The research design used was cross sectional, the sampling technique was nonprobability sampling with stratified random sampling. The sample size in this study was 142 samples and the statistical test used was the chi-square test. Results: distribution of the frequency of anemia in adolescent girls, most of whom were anemic, namely 86 respondents (60.6%) while those who were not anemic were 56 respondents (39.4%) and factors that influence the incidence of anemia in adolescents are adherence to consuming Fe tablets (p 0.000), dietary behavior (p 0.008), and menstrual patterns (p 0.025). Conclusion: factors that influence the incidence of anemia in adolescents are compliance with the consumption of Fe tablets, dietary behavior and menstrual patterns

Actions (login required)

View Item