Faktor-faktor risiko terhadap kejadian stunting pada anak usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pahandut kota Palangka Raya

Yanti, Sri Winda (2024) Faktor-faktor risiko terhadap kejadian stunting pada anak usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pahandut kota Palangka Raya. Skripsi, PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN, POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA.

Text SKRIPSI SRI WINDA YANTI.pdf Download (6MB)

Abstract

Latar Belakang : Stunting adalah gagal tumbuh pada anak akibat dari kurangnya asupan gizi anak dalam waktu yang cukup lama, sehingga anak tumbuh terlalu pendek sesuai usianya. Faktor risiko terjadinya Stunting disebabkan oleh pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi yang rendah. Penyebab stunting karena asupan gizi yang kurang memadai selama 1.000 HPK (hari pertama kehidupan), bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor risiko terhadap kejadian stunting pada anak usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pahandut kota Palangka Raya. Metode Penelitian : Menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 50 responden ibu dari anak usia 12-24 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan analisa data yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil : Dalam penelitian menunjukkan hasil ada hubungan antara pendidikan ibu kategori pendidikan dasar 28 responden (56%) nilai (p-value 0,012), penghasilan rendah 35 responden (70%) nilai (p-value 0,000 ), tinggi badan ibu rendah 30 responden (60%) nilai (p-value 0,029), pola asuh dalam pemberian makan rendah 37 responden (74%) nilai (p-value 0,004), dan riwayat penyakit ISPA beresiko 31 responden (62%) nilai (p-value 0,017). Hal tersebut menunjukkan pendidikan ibu, penghasilan, tinggi badan ibu, pola asuh dalam pemberian makan dan riwayat penyakit ISPA merupakan faktor-faktor adanya resiko kejadian stunting. Kesimpulan : Kegiatan deteksi dini stunting penting dilakukan dengan rutin mengukur panjang badan, berat badan anak setiap bulan dan mengadakan kegiatan penyuluhan serta edukasi bagi ibu terkait upaya untuk memenuhi status gizi anak, memberikan edukasi tentang pentingnya Pendidikan, serta semangat bekerja keras untuk memperbaiki perekonomian keluarga.

Background: Stunting is failure to grow in children as a result of a child's lack of nutritional intake for a long time, so that the child grows too short for his age. The risk factor for Stunting is caused by the mother's low knowledge about health and nutrition. The cause of stunting is due to inadequate nutritional intake during the 1,000 HPK (first day of life), which is permanent and difficult to repair. Objective: To determine the risk factors for stunting in children aged 12-24 months in the Pahandut Health Center working area, Palangka Raya city. Research Method: Using a cross sectional research design with a sample size of 50 respondents, mothers of children aged 12-24 months. The sampling technique used purposive sampling technique and the data analysis used was the chi-square test. Results: The study showed that there was a relationship between maternal education in the basic education category 28 respondents (56%) value (p-value 0.012), low income 35 respondents (70%) value (p-value 0.000), low maternal height 30 respondents (60%) value (p-value 0.029), parenting patterns in feeding low 37 respondents (74%) value (p-value 0.004), and history of ARI disease at risk 31 respondents (62%) value (p-value 0.017). This shows that maternal education, income, maternal height, parenting patterns in feeding and history of ARI disease are risk factors for stunting. Conclusion: Early detection of stunting is important by routinely measuring the length and weight of children every month and conducting counseling and education activities for mothers related to efforts to meet the nutritional status of children, providing education about the importance of education, and the spirit of working hard to improve the family economy.

Actions (login required)

View Item